Bayangan Hitam Menyeramkan di Bekas Kamp Vietnam di Riau

Pulau Galang Batam.
Sumber :
  • http://fxmuchtar.blogspot.com/

VIVA.co.id - Bekas Kamp Vietnam,  di Pulau Galang, Kepulauan Riau, yang dahulu dianggap surga oleh ribuan pengungsi warga Vietnam Selatan pada tahun 1979 lalu, kini menjadi angker dan seram.

Walau sejak ditinggalkan tahun 1995, lokasi yang diperkirakan kurang lebih 80 hektar itu, kini menjadi tujuan wisata oleh pendatang baik dari sekitar Kepri, dan turis manca negara, untuk sekedar melihat banyaknya sisa peninggalan-peninggalan mereka.
 
Banyak misteri alam gaib, yang mendiami wilayah tersebut, salah satunya di Humanity Statue. Monumen kemanusiaan ini berbentuk patung perempuan dalam keadaan terkulai.

Monumen ini didirikan untuk mengenang tragedi kemanusiaan Tinh Han Loai, seorang wanita yang bunuh diri karena malu setelah diperkosa oleh sesama pengungsi.

Pemerkosaan sebenarnya bukanlah satu-satunya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pengungsi. Beberapa dari mereka juga mencuri, bahkan membunuh. Oleh karena itu sebuah penjara juga dibangun di tempat ini yang digunakan untuk menahan para pengungsi yang melakukan tindakan kriminal dan yang mencoba melarikan diri. 
 
Tidak jauh dari Humanity Statue, terdapat pemakaman Nghia-Trang Galang. Sekitar 503 pengungsi di makamkan di sini.

Kebanyakan dari mereka meninggal akibat penyakit yang diderita selama berlayar berbulan-bulan di laut lepas.

Lima Kesalahan Kecil yang Mengubah Sejarah

Pemakaman itulah yang membuat para kerabat yang telah kembali ke Vietnam atau yang telah mendapat suaka di negara lain untuk bermukim masih kerap datang ke Pulau Galang untuk berziarah.

Selepas pamakaman Nghia-Trang Galang, kita akan menemui Monumen Perahu. Perahu-perahu ini adalah sebagian perahu asli yang benar-benar digunakan para pengungsi untuk mengarungi Laut Cina Selatan.


Dalam perahu yang kecil ini, dipaksakan untuk memuat 40-100 orang selama berbulan-bulan. Tak terbayangkan bagaimana para ‘Manusia Perahu’ ini bisa bertahan untuk hidup.

Perahu-perahu ini pernah dengan sengaja ditenggelamkan, bahkan sebagian perahu dibakar oleh para pengungsi sebagai bentuk protes atas kebijakan UNHCR dan Pemerintah Indonesia yang ingin memulangkan sekitar lima ribu pengungsi.

Lima ribu pengungsi ini dipulangkan karena mereka tidak lolos tes untuk mendapatkan kewarganegaraan baru. Sepeninggal para pengungsi ini tahun 1995, Pemerintah Otorita Batam, yang kini berganti nama menjadi BP Kawasan, mengangkat perahu-perahu yang ditenggelamkan ke daratan, diperbaiki, dan  dipamerkan ke publik sebagai benda bernilai sejarah.

Ketika pengunjung akan memasuki lokasi tersebut, kita akan disuguhi kuburan warga vietnam, yang akan membuat kita akan merinding, apalagi dengan memasuki daerah rumah sakit di sana.

Mengenal Kearifan Lokal Desa Adat Batu Songgan di Riau

Juntak, sekuriti yang pernah bertugas menjaga pos masuk lokasi mengaku, sering dipanggil panggil oleh bayangan yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata, panggilan datangnya oleh anak anak, dewasa, dan orangtua, baik perempuan maupun laki laki pada malam hari.

"Saya dipanggil gitu, kadang mereka kedengaran bercerita sambil berjalan, dan ada pula yang mengganggu, dengan mengetok pintu pos jaga" ujarnya.

Bukan hanya Juntak, ratusan warga akan bercerita yang sama, bila sempat tertidur di sekitar lokasi.

Presiden AS Abraham Lincoln

05-08-1861: AS Berlakukan Pajak Penghasilan

Anggaran pemerintah minim, sementara ancaman perang di depan mata.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016