Buya Syafi'i: Kini Banyak Berkeliaran 'Nasionalis Gadungan'

Syafii Maarif (kiri) saat menyambut kedatangan Joko Widodo.
Sumber :
  • Antara/ Regina Safri
VIVA.co.id -
Sejarawan: Bela Negara Lebih Baik Mengarah ke Pembangunan
Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafi'i Ma’arif,  menyatakan bahwa nasionalisme yang berkembangan saat ini bukan lagi melawan kolonialisme. Namun, melawan kekuatan asing dan domestik yang bisa menghambat tujuan pembangunan kemerdekaan Tanah Air.

HNW: Kondisi Darurat Mencabik-cabik Kedaulatan Kita

"Tidak peduli apakah kekuatan penghambat itu adalah saudara kita sendiri," kata Syafi'i dalam pidato orasi kebangsaan yang disampaikan pada Kongres Pancasila VII yang berlangsung di ruang Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Senin 1 Juni 2015.
Ketua MPR: Jangan Jadi Bangsa Pemalas


Menurut Syafi'i, pemahaman nasionalisme awalnya ditujukan untuk meruntuhkan sistem kolonial dan sistem feodal menuju terwujudnya sebuah bangsa merdeka. Namun, nasionalisme yang semula tajam kini berangsur-angsur menjadi tumpul bersamaan dengan lumpuhnya hari nurani dan akal sehat sebagian elite bangsa.


"Ujungnya yang banyak berkeliaran kemudian adalah nasionalis-nasionalis gadungan yang telah mati rasa dan tidak hirau lagi dengan tujuan kemerdekaan bangsa. Mereka adalah rombongan pragmatis tuna moral dan tuna visi," tutur Ketua Tim Sembilan Penyelesaian Konflik KPK-Polri itu.


Syafi'i melanjutkan, elite semacam ini menyebabkan kedaulatan bangsa hampir tergadai terutama di ranah ekonomi. Oleh karena itu, maka salah satu tantangan terbesar nasionalisme Indonesia sekarang adalah memulihkan kedaulatan itu sepenuhnya.


Menurut dia, seluruh komponen bangsa harus memberi arah baru pada konsep nasionalisme. Tidak hanya itu, konsolidasi kebangsaan Indonesia harus mampu menjawab tantangan masa depan dengan kepala tegak dan kepercayaan diri yang tinggi sebagai warga negara yang merdeka.


"Proses pembentukan masa depan Indonesia ini belum usai," kata Syafi'i. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya