Kisah Munculnya Pasukan Tanpa Kepala di Monumen PKI

Monumen Kresek, bukti keganasan PKI di Madiun pada tahun1948
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani

VIVA.co.id - Monumen Kresek di Madiun, merupakan pengingat kebrutalan PKI yang membantai korbannya. Tak sedikit korban yang dibantai dengan cara dipenggal kepalanya.

Kasus Tragedi 1965 Harus Diselesaikan

Konon di lokasi Monumen Kresek ini, pada malam hari kerap muncul penampakan pasukan yang berbaris tanpa kepala. Cerita penampakan pasukan berbaris tanpa kepala, meluncur dari mulut Dwi Atmanto, penjaga Monumen Kresek. Dwi Atmanto yang menjadi penjaga Monumen Kresek selama 25 tahun.

“Sejak monumen diresmikan, saya menjadi penjaga di Monumen Kresek. Status saya sekarang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkab Madiun,” kata Dwi Atmanto, Selasa, 29 September 2015.

Mendiang Adik Pramoedya Ternyata Sudah Siapkan Album Lagu

Baca Juga:



Selama menjadi penjaga, Atmanto sering mengalami hal aneh yang berbau gaib mistis di lokasi monumen. “Sebagaian penampakan, sepertinya merupakan dari korban keganasan PKI. Malam-malam saya sering berkeliling ke monumen ini sendirian. Rumah saya kebetulan tidak jauh dari lokasi monumen ini,” katanya.

Saat seperti itu, ia sering melihat penampakan yang tidak lumrah. “Hanya bayangan sosok saja, seperti orang berbaris tetapi tanpa kepala. Suaranya jelas seperti orang berbaris,” ujarnya.

Mengapa Tragedi 1965 Diburamkan?

Pengalaman mistis lain yang pernah dialami, adalah suara mesin pemotong rumput. “Saat saya berada di gudang penyimpanan, tiba-tida di luar saya dengar mesin pemotong rumput menyala sendiri. Padahal saya tahu pasti, tidak ada orang lain selain saya. Dan ketika saya keluar gudang, memang tidak ada orang lain selain saya,” katanya menerangkan.

Bukan hanya itu, suara-suara aneh pun sering terdengar dari lokasi monumen. “Kalau penampakan berbentuk hantu pocong dan sebagainya, saya juga sering mengalami,” ujar bapak dua anak ini.

Selain Atmanto, banyak juga pengunjung yang mengalami hal serupa. Bahkan ada pula yang kesurupan setelah berkunjung dari Monumen Kresek ini. “Kalau pengunjung yang mengalami kesurupan, biasanya mereka melakukan hal-hal tidak senonoh saat berkunjung ke Monumen Kresek. Ketika pulang ada yang kesurupan sampai sebulan. Hal-hal tidak senonoh yang dilakukan di Monumen Kresek, diceritakan semua saat kerusupan,” kata Atmanto.

Untuk itu, kepada pengunjung, Atmanto berpesan agar menjaga tindak tanduknya sat berada di lokasi monumen. “Orang yang sering berkata jorok atau mengumpat, biasanya mereka akan terkena sial. Begitu juga dengan orang yang berniat jelek seperti akan berbuat tidak senonoh di monumen. Banyak juga yang datang dengan pikiran kosong dan sering melamun, cepat sekali kesurupan,” ujarnya menambahkan.

Atmanto tidak menampik banyak muda mudi yang datang ke lokasi ini untuk berpacaran. Tetapi mereka yang berpacaran melewati batas, akan terkena dampaknya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya