Majalah Lentera Diberedel, Negara Seolah Takut Komunisme

ilustrasi jurnalis
Sumber :
VIVA.co.id - Pemberedelan majalah kampus Lentera dinilai sebagai sikap negara yang seolah paranoia atau takut pada paham komunisme. Penilaian itu diperkuat dengan alasan polisi, bahwa pemberedelan itu dilakukan karena majalah Lentera memuat artikel tentang tragedi tahun 1965 yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Polisi mengklaim, masyarakat memprotes majalah itu karena dianggap menyebarkan paham komunisme sehingga meresahkan.
Kasus Tragedi 1965 Harus Diselesaikan

Pakar ilmu politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Susilo Utomo menilai, sebagai negara demokrasi, Indonesia tak layak takut atau paranoia pada komunisme. Dia meyakini, komunisme tak bakal berkembang lagi di Indonesia, karena di dunia juga sudah dianggap usang.
Mendiang Adik Pramoedya Ternyata Sudah Siapkan Album Lagu

Susilo mencontohkan di negara-negara Eropa, yang tak lagi menganggap komunisme sebagai ancaman. Padahal, sebagian negara di benua itu dahulu bersemi banyak gerakan atau partai/kelompok berpaham komunisme.
LBH Pers: Kepolisian Jadi Lembaga Paling 'Baper'

"(komunisme) sudah tak laku. Di negara-negara Eropa saja, komunis sudah tidak ditakuti. Saat ini yang paling berbahaya itu bukan komunis, tapi korupsi dan radikalisme," kata Susilo kepada VIVA.co.id di Semarang, Rabu, 21 Oktober 2015.

Dosen Fakultas Ilmu Politik Undip ini menyayangkan masih ada upaya atau tindakan represif pemberedelan terhadap produk jurnalistik, termasuk karya pers mahasiswa seperti majalah Lentera. Di negara yang menjunjung tinggi demokrasi, semestinya upaya-upaya antisipasi bisa dikedepankan.

"Jadi tidak boleh diberedel begitu saja. Semisal ada yang keberatan, sesuai dengan kaidah jurnalistik dan Undang-Undang Pers, bisa disampaikan (kritik/koreksi)," ujarnya.

Lentera adalah majalah kampus yang diterbitkan Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan  Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah. Polisi setempat memerintahkan majalah itu ditarik dari peredaran dan diserahkan kepada petugas.

Majalah yang ditarik dari peredaran adalah edisi ketiga yang terbit pada 10 Oktober 2015. Dalam edisi itu, Lentera menulis artikel berita seputar tragedi pada tahun 1965 atau lebih dikenal dengan istilah G30S (Gerakan 30 September 1965) berdasarkan peristiwa di Salatiga. Artikel itu berjudul Salatiga Kota Merah.

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya