Bahaya, Penjara Dijadikan Pusat Komando Teroris?

Sumber :
  • REUTERS/Veri Sanovri
VIVA.co.id -
Negara Dituding Ciptakan Sendiri Terorisme
Pengamat terorisme Al Chaidar mengungkap temuan baru di lembaga pemasyarakatan terkait kegiatan para teroris. Menurutnya, saat ini, LP justru digunakan sebagai salah satu sentral komando.

Teroris Malang Kumpulkan Jebolan Suriah

"Pelaku bom di Thamrin Jakarta itu seperti Afif alias Sunakim beberapa kali ke Nusakambangan. Sudah 3 kali sebelum kejadian," kata Chaidar dalam perbincangan dengan
Buku Daftar Mujahid Kelompok Malang Ditemukan
tvOne , Senin, 18 Januari 2018.

Chaidar mengatakan bahwa para teroris menjadikan penjara sebagai pusat komando, sama seperti yang dilakukan terpidana narkoba. Ironisnya, aktivitas itu justru diproteksi dan dibiayai negara. "Tahanan diberi makan negara," kata dia lagi.


Chaidar mengklaim, kondisi tersebut sudah terjadi di LP Cipinang, Nusakambangan, bahkan di Surabaya. Dia mencatat, tamu bisa menginap di penjara.


"Menunjukkan sistem penjara kita itu tidak bagus. Dalam pengertian bahwa kadang orang yang masuk di situ untuk berkunjung dipersulit, tapi begitu kita melihat di dalamnya orang pakai
handphone
," tuturnya.


Chaidar berpendapat bahwa pemerintah haru segera membenahi LP. Sebab jika tidak, akan memunculkan kejahatan-kejahatan baru lagi, tidak hanya narkoba, tapi terorisme.


"Apalagi ada kesadaran di kalangan narapidana terorisme. Jika dirinya sudah di dalam penjara, dia tidak bisa dihukum lagi, karena iru bisa melakukan kejahatan," terangnya.


Aman Abdurrahman


Chaidar menyebut Afif alias Sunakimm beberapa kali ke Nusakambangan. Dia menduga Afif, salah satu pelaku bom Sarinah, menemui dan berkoordinasi dengan Aman Abdurrahman.


"Hubungan Afif Sunakim dengan Aman Abdurrahman sangat kuat," kata Chaidar.


Oleh karena itu, dia pun meragukan klaim bahwa otak bom Sarinah adalah Bahrun Naim. Chaidar lebih condong ke Aman Abdurrahman.


"Saya kira perlu di-
review
kembali, apakah benar Bahrun Naim menjadi otak bom? Saya tidak yakin Bahrun Naim yang tidak punya pengalaman lapangan itu bisa memiliki kekuatan menyerang Jakarta kemarin itu. Bahrun Naim otak itu saya kira harus dibersihkan, diabolisi," ucapnya.


Sementara itu, Kasubdit Komunikasi Ditjen PAS Akbar Hadi mengaku sudah melakukan pengetatan-pengetatan. Jika apa yang disampaikan Chaidar itu benar, dia meminta untuk menyampaikan ke institusinya.


"Kalau itu pun benar, kenapa tidak kerja sama dengan kami sehingga bisa mencegah atau melakukan tindakan-tindakan," kata Akbar.


Akbar mengakui kondisi lapas saat ini tidak sempurna, masih ada kekurangan di sejumlah hal. Misalnya saja, perbandingan antara jumlah petugas dengan narapidana yang tidak seimbang.  (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya