Anggota Komisi III Sarankan Penjara Isolasi bagi Teroris

Densus 88 antiteror
Sumber :
  • ANTARA/Jafkhairi
VIVA.co.id
Bom Madinah, Mengusik Ketenangan Umat Beragama
- Anggota Komisi III, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan perlawanan terhadap terorisme bukan hal mudah karena menyangkut ideologi dan paham radikalisme. Oleh karena itu para narapidana terorisme di penjara perlu dibatasi interaksinya dengan dunia luar.

Pemerintah AS Imbau Warganya Hati-hati di Turki

"Mereka harus diisolasi, jangan sampai ada komunikasi dengan pihak lain," kata Sufmi di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin 18 Januari 2016.
Khutbah Jumat, Eks Pentolan Jamaah Islamiyah Ini Kecam ISIS


Hal ini menurutnya salah satu cara efektif untuk meminimalisir berkembangnya paham radikalisme. Anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra itu mengatakan, selama ini para teroris tak bisa dijamin bertobat setelah menjalani masa hukuman. Buktinya ditengarai masih ada keterkaitan antara sejumlah aksi terorisme dengan para narapidana terorisme.


"Doktrin dan ideologi susah diantisipasi walau dibina sedemikian rupa. Ideologi radikal agak susah," katanya.


Dia juga mendorong agar lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus teroris yang diajukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) segera direalisasikan. Dengan demikian pembinaan bagi para narapidana akan lebih terarah.


Pada Minggu dini hari, 17 Januari 2016, Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) menjemput 5 narapidana dari Lapas Tangerang, Banten. Lima narapidana itu ditengarai dijemput karena berkaitan dengan peristiwa Bom Sarinah. Kelimanya divonis penjara terkait aksi terorisme di Poso, Sulawesi Tengah.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya