Tim Pemantau Lihat Hilal di Atas 2 Derajat

Suasana sidang Isbat penentuan awal Ramadan di Kementerian Agama/Ilustrasi.
Sumber :
  • Danar Dono/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ketua tim pemantau Hilal/Hisab Kementerian Agama, sekaligus utusan Obsevarium Planetarium, Cecep Nurwendaya, memberikan paparan hasil pantauan hilal sore ini. Dalam penjelasannya, wilayah Indonesia telah memasuki ijtima atau bulan baru.

Tolak Usul Muhammadiyah, MUI Jelaskan Pentingnya Sidang Isbat

"Data posisi hilal hari ini sesuai dengan faedah, hari ini adalah hari rukyat dan hisab, konjungsi, bulan sejajar matahari sudah terjadi tadi pagi jam 10," ujar Cecep di Ruang Serbaguna Kementerian Agama, Minggu, 5 Juni 2016.

Menurutnya, berdasarkan metode hisab, malam tadi bulan sudah tak terlihat.

Makian Gara-gara Perbedaan Hilal Berujung Bui, Sesal Kemudian

"Semalam tidak ada bulan. Seluruh wilayah Indonesia sudah mengalami ijtima. Sudah masuk hilal dengan posisi 4,12 derajat. Dengan cara metode hisab, awal Ramadan akan jatuh esok hari, Senin 6 Juni 2016," ungkapnya.

Selain itu, menurutnya ketinggian hilal yang terlihat sudah diatas batas standar. "Minimal ketinggian hilal 2 derajat, saat ini, tepatnya tadi pagi sudah 4,12 derajat," ujarnya.

Hilal Tak Terlihat, Gus Yahya-PBNU: Besok Belum Masuk Ramadhan

Meski begitu, keputusan penetapan jatuhnya awal Ramadan tak bisa langsung diputuskan. Hal ini mesti melalui prosedur sidang Isbat, yang akan dipimpin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin setelah Magrib nanti. 

Pada kesempatan terpisah, Menteri Agama meminta masyarakat untuk bersabar menanti keputusan sidang Isbat. "Bersabar sejenak karena prosesnya harus dilalui dan untuk menentukan hilal terlihat atau tidak, baru bisa dilakukan setelah terbenamnya matahari," pinta Lukman dalam perbincangan dengan tvOne, Minggu, 5 Juni 2016.

Pemantauan hilal akan dilakukan petugas Kementerian Agama pada 93 titik pemantauan di seluruh Indonesia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya