Pengamat: Sekolah Seharian Bisa Sengsarakan Anak

Bencana kabut asap di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

VIVA.co.id - Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Profesor Wuryadi, menilai wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi yang akan menerapkan full day school atau sekolah seharian penuh bagi siswa, harus dipertimbangkan matang.

Pemaksaan konsep full day school bahkan dianggap bisa menyengsarakan anak. "Kasihan anak, sama dengan anak disengsarakan di sekolah, bukan disenangkan. Tapi paling-paling anak hanya main," kata Wuryadi.

Menurut Wuryadi, konsep full day school harus memenuhi sejumlah prasyarat agar bisa diterapkan. Seperti, sekolah harus memiliki laboratorium dan perpustakaan yang cukup memadai. Sejauh ini, kata Wuryadi, belum semua sekolah di Indonesia memiliki hal tersebut.

"Harus diperhitungkan itu, supaya tidak memaksa setiap sekolah harus full day," kata Wuryadi.

Menurut Wuryadi, penerapan full day school, akan bisa berdampak di dua hal yaitu, mengurangi bertemu dengan keluarga. Namun di sisi lain mengurangi beban anak di sekolah. "Sekolah selesai di sekolah, urusan rumah ya rumah," katanya.

Diakuinya banyak yang tidak setuju dengan gagasan Mendikbud ini. Sebab, di mana pun sistem pendidikan itu prinsipnya seragam. Jadi tidak harus belajar di sekolahan.

Menko Muhadjir Pastikan Pasien Meninggal di Semarang Negatif Corona

"Jadi full day school akan mengurangi proses integritas dari anak, ini patut kita berikan catatan bagi menteri, kan masih diolah," kata Wuryadi. (ase)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

Marahi Anggota DPR, Menko Muhadjir: Kayak Malaikat Tanya Terus Pergi

Muhadjir marah karena anggota DPR Komisi IX tak menghargainya di RDP.

img_title
VIVA.co.id
12 Juni 2020