Perlindungan WNI Jadi Aspek Prioritas Percepatan Pembangunan

Penyampaian Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri. Hal ini diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di hadapan anggota DPD dan DPR RI, di Gedung Nusantara I, Kompleks MPR-DPR, Senayan, Jakarta, 16 Agustus 2016.

Heboh Jokowi Pidato Pakai Bahasa Mandarin, Menkominfo: Editan yang Menyesatkan

Menurut Presiden, upaya diplomasi telah memberikan hasil positif dalam upaya perlindungan warga negara. 
"Melalui diplomasi menyeluruh dari berbagai jalur, kita berhasil membebaskan 14 WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina selatan. Melalui diplomasi pula, dua WNI yang disandera di Papua Nugini berhasil dibebaskan," ungkap Presiden tanpa menyinggung nasib 11 pelaut Indonesia yang kini masih dalam sekapan kelompok Abu Sayyaf.

Selain itu, Presiden juga menyebut beragam bantuan yang telah diberikan pada tenaga kerja Indonesia, sepanjang 2016 ini.

Jokowi Sebut Pemimpin Indonesia Masa Depan Harus Berani Tidak Populer

"Hingga akhir Juli 2016, 7.555 kasus WNI di luar negeri berhasil diselesaikan, sebagian besar dari jumlah tersebut adalah TKI. Pada kurun waktu yang sama, tidak kurang dari 23.651 TKI difasilitasi pemulangannya melalui berbagai cara," ungkap Jokowi.

Pada pidato ini Presiden juga menyinggung mengenai politik luar negeri, sebagai salah satu aspek strategis percepatan pembangunan, demi menurunkan kemiskinan, pengangguran, serta ketimpangan dan kesenjangan sosial.

Penampilan Ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah yang tak Kalah Heboh

"Dengan diplomasi yang kuat Pemerintah mempercepat penjajakan berbagai kerjasama pedagangan internasional dan mempertimbangkan partisipasi Indonesia di Trans- Pacific Partnership Agreement (TPPA), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan lain-lain," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Indonesia juga terus mendorong penyelesaian konflik internasional secara damai. Seperti semangat yang dibawa saat menyerukan ajakan toleransi dan perdamaian, dalam berbagai pertemuan dengan negara-negara Arab dan Amerika Serikat. 

Indonesia pun terus terlibat aktif mendorong penyelesaian perselisihan di Laut Tiongkok Selatan melalui negosiasi dan upaya damai, pascapenetapan Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag. "Kita juga mendorong penuntasan perang saudara di Suriah secara damai, serta pemenuhan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina," lanjut Presiden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya