Tiga Remaja Putri Nyaris Jadi Korban Perdagangan Manusia

Masih banyak kalangan yang menganggap perempuan merupakan objek yang mesti disalahkan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Ketiga remaja putri asal Indramayu, Jawa Barat, nyaris menjadi korban perdagangan manusia. Remaja yang diketahui bernama S (13), NFN (16), dan AW (16) ini rencananya akan dipekerjakan oleh seorang pria tak dikenal di Jakarta.

Sindikat Perdagangan Orang di Apartemen Kalibata Terbongkar, Raup Rp 15 Juta Sekali Transaksi

Namun, karena pria yang mengaku bernama Andi itu terlihat mencurigakan maka mereka memutuskan kabur.

"Mereka kabur dari kost Andi di daerah Mangga Dua Raya sekitar rel kereta. Mereka tidur di tempat kost dalam satu atap bersama para lelaki teman-temannya Andi," kata Kepala Seksi Sosial Kecamatan Taman Sari, Nursawiji Widodo, Selasa, 13 Desember 2016.

6 Fakta Tarawih Kilat 23 Rakaat Cuma 7 Menit di Indramayu

Ketiga remaja itu merasa risih dan tak nyaman karena khawatir akan dijadikan pekerja seks komersil (PSK). Maka ketika Andi tidur, mereka kabur dengan meninggalkan semua pakaian mereka yang dibawa.

"Penyebab mereka mau diajak ke Jakarta karena putus sekolah dengan alasan biaya. Ditambah ibu mereka yang menjadi tulang punggung keluarga," ujar Nursawiji.

Salat Tarawih Kilat di Indramayu, 23 Rakaat Selesai 7 Menit

Agar tak membebani ibunya mereka diizinkan untuk ikut bersama Andi dan mengajaknya ke Jakarta dengan alasan akan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga

"Andi adalah teman saudara dari salah seorang ibu mereka. Sebenarnya ibu mereka tidak kenal dengan Andi. Tapi karena diimingi-imingi pekerjaan untuk anaknya dengan gaji yang lumayan besar maka ibu mereka mengizinkan anaknya dibawa oleh Andi ke Jakarta," ucap Nursawiji.

Setelah berhasil kabur, mereka kebingungan untuk kembali ke kampung halamannya Indramayu. Mereka membutuhkan uang untuk kembali ke rumah.

Karena salah seorang dari mereka ada yang memakai cincin mas, maka mereka pergi ke toko mas untuk menjual cincin. Pedagang mas tidak mau membelinya karena tidak ada surat pembelian.

"Ketika mereka berjalan di sekitaran Mangga Dua Raya depan Gereja Sion. Petugas kebersihan kecamatan yang melihat mereka kebingungan pun menghampirinya dan menanyakan mau ke mana. Mereka akhirnya menceritakan kebingungannya," kata Nursawiji.

Petugas kebersihan berinisiatif untuk memanggil supir bajaj dan memintanya untuk diantarkan ke Kantor Camat Tamansari. Petugas itu tahu kalau di Kecamatan Tamansari ada Seksi Sosial Kecamatan.

Sesampainya di Kantor Camat Tamansari, petugas kebersihan menyerahkan ketiga wanita tersebut ke Satpol PP lalu Satpol PP menyerahkan kepada Kepala Seksi Sosial Kecamatan Tamansari.

"Di tempat kami ketiga wanita yang masih di bawah umur itu menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya. Lalu kami memutuskan untuk memulangkan ketiga wanita itu ke kampung halamannya di Indramayu dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Senen," kata Nursawiji.

Saat mengantar tiga remaja itu, petugas loket sempat menanyakan identitas mereka. Pihaknya pun mengatakan bahwa mereka orang terlantar yang nyaris terjerumus ke perdagangan manusia dan tidak mempunyai identitas apapun karena mereka masih di bawah umur.

"Tapi Alhamdulillah tiket sudah terbeli dan saya serahkan kepada mereka. Akhirnya mereka dapat kembali pulang ke Indramayu dengan menggunakan Kereta Api Jurusan Jatibarang," ujar Nursawiji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya