Banyak yang Ingin ke Suriah, Ratusan Ajuan Paspor Ditolak

Ilustrasi Paspor
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Lantaran dianggap mencurigakan, sebanyak 939 pemohon paspor ditolak petugas Imigrasi Kelas II Depok, Jawa Barat. Rata-rata dari mereka berniat berangkat ke Timur Tengah dengan beberapa diantaranya diyakini memiliki tujuan ke Suriah.

Andi Gani Dorong Markas Brigade KSPSI Jadi Garda Terdepan Perjuangkan Hak Buruh

Menurut Kepala Imigrasi Kelas II Depok Dudi Iskandar jumlah itu tercatat sepanjang tahun 2016, dengan rincian sebanyak 829 permohonan ditolak karena sistem sedangkan 110 orang lainnya ditolak setelah dilakukan sesi wawancara.

"Yang ditolak oleh sistem karena duplikasi atau telah memiliki paspor sebelumnya dengan alasan tertentu. Tapi data dia sudah terekam, kan sudah online. Sedangkan ditolak karena wawancara rata-rata ingin ke Timur Tengah dengan alasan umrah namun tidak meyakinkan dan saat ditanya, jawabannya berubah-ubah," katanya, Kamis, 29 Desember 2016.

Polda Jabar Prediksi Puncak Arus Mudik Terjadi Mulai 6 April 2024

"Kecurigaan bisa apa saja, dan perlu diingat tidak semua orang berhak mendapatkan paspor, petugas berhak menyaringnya jika ada keraguan."

Selain kelengkapan data, tahapan lain yang tak kalah penting dalam kepemilikan passpor adalah sesi wawancara dengan petugas. Hal itu, ucap Dudi, dinilai penting untuk memastikan tujuannya benar atau tidak.

Giliran Pangandaran Digoyang Gempa, Terasa Sampai Banyumas dan Kebumen

"Satu contoh, kemarin ada anak muda umur 18 tahun, pertama bilang mau umrah kemudian cerita petugas pun ragu. Sebab yang pertama dia belum bekerja, dia tinggal sama om, bukan orang tuanya. Orang tuanya buruh. Pas ditanya petugas yang berbeda dia ngomong mau bantu om yang di Suriah, katanya diajak kerja. Itu kan ada keraguan dari kita, dengan informasi yang tidak jelas,” ujarnya.

Ketika disinggung apakah ada kekhawatiran gabung dengan kelompok radikal ISIS? Dudi mengatakan hal itu bukanlah ranah Imigrasi. "Kita tidak bisa menduga mereka masuk ISIS atau tidak, itu bukan ranah kita. Itu hanya satu bentuk pencegahan, baik itu kerja atau isu-isu terkait yang bisa saja dia bergabung dengan organisasi-organisasi tidak jelas yang akan merugikan diri dia sendiri," katanya.

Contoh kasus lainnya yang pernah dihadapi Dudi adalah menolak seorang anak kecil saat membuat paspor. Sebab dari hasil pemeriksaan ada keraguan terkait identitas anak tersebut.

"Anak ini dimohon paspor tapi orang tuanya tidak ada, yang mohon pamannya. Kita ragu ini anak siapa. Oke dibuatkan surat pernyataan orang tuanya tapi bisa jamin enggak karena enggak ada orang tuanya. Yang bisa jamin ini bukan human trafficking siapa, makanya kami tolak."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya