Camat di Bantul yang Ditolak karena Bukan Muslim Pasrah

Bupati Bantul Suharsono di Bantul, Yogyakarta (29/2/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Daru Waskita

VIVA.co.id - Julius Suharta, Camat Pajangan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku pasrah jika Bupati menggantinya dengan pejabat lain. Namun dia mengaku tetap bekerja selama tetap sah sebagai camat.

Jovi Adhiguna Minta Maaf Usai Pamer Makan Bakso Campur Kerupuk Babi di Bakso Afung yang Halal

"Jadi, saya tetap akan bekerja. Mengenai apakah akan dipindah atau tidak, itu kewenangan dari Bupati Bantul sebagai atasan saya," kata Julius saat ditemui pada Rabu, 11 Januari 2017.

Julius Suharta dilantik sebagai Camat Pajangan pada 30 Desember 2016. Julius juga mengikuti acara serah-terima jabatan dari camat lama pada 6 Januari 2017.

Viral Majalah Lawas Pemberitaan Al Zaytun, Rupanya Menerima Peserta Didik Nonmuslim

Sejumlah warga setempat menolak Julius sebagai camat karena dia beragama Katolik, sementara sebagian besar masyarakat beragama Islam. Puluhan warga Pajangan mendatangi kantor DPRD Bantul pada 6 Januari 2017 dan menyampaikan keberatan mereka atas keberadaan Julius sebagai Camat.

Pada Senin, 9 Januari 2016, sejumlah perwakilan warga bersama beberapa anggota DPRD mendatangi Bupati Suharsono. Amir Syarifudin, anggota Fraksi PKS DPRD Bantul, menyampaikan aspirasi warga itu kepada Bupati. Dia juga menyampaikan keinginan warga agar Camat Pajangan diganti.

Sambil Gelar Kesenian, Santri DIY Dukung Ganjar Jadi Capres 2024

Bupati Suharsono saat itu mengatakan menerima aspirasi warga yang disampaikan juga melalui DPRD. Dia berencana mengganti Julius dengan camat baru yang muslim.

Bupati mengaku tengah mempertimbangkan untuk memutasi Julius ke Kecamatan Bambanglipuro, yang dianggap lebih banyak warga nonmuslim. Dia berterus terang juga bahwa sebenarnya tak menyoal keyakinan agama seorang pejabat. Namun dia tak bisa menolak jika warga setempat memang menginginkan seorang camat yang muslim.

Incognito

Bupati belum memutuskan memutasi Julius hingga Rabu, dan bahkan memerintahkannya untuk tetap bekerja seperti biasa. "Meski ditolak tapi saya perintahkan untuk bekerja, karena Camat Pajangan sudah dilantik, dan itu amanat," katanya.

Dia mengaku akan turun langsung ke warga dengan menyamar untuk mengetahui apakah memang sebagian besar warga menolak atau hanya segelintir orang yang mendapatkan dukungan politik. "Saya akan incognito turun ke warga Pajangan; mau tanya sebenarnya keinginan warga seperti apa."

Bupati belum memutuskan memindahkan Julius ke kecamatan lain karena ingin memberikan kesempatan kepadanya untuk bekerja. Lagi pula, Julius baru dilantik dan perlu diberi kesempatan untuk bekerja serta menunjukkan kepemimpinannya sebagai camat yang bisa mengayomi semua warga.

Kasus penolakan camat nonmuslim itu, kata Bupati, merupakan ujian baginya. Menjadi preseden buruk jika dia membuat kebijakan yang tidak mengutamakan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya