Sebulan Hilang, Belum Ada Tanda 4 Prajurit TNI AL Ditemukan

Penjabat Sementara Kadispen Lantamal VIII Manado, Mayor Laut Dedy Irawan
Sumber :
  • VIVA/Agustinus Hari

VIVA.co.id – Sudah sebulan lebih tiga hari, empat prajurit TNI Angkatan Laut yang hilang di perairan perbatasan Sulawesi Utara dan Filipina belum juga ditemukan. Meski begitu, proses pencarian masih terus dilakukan.

Wilayah 4T di Sulawesi Utara Digempur Vaksinasi

TNI AL masih menerjunkan empat KRI dan dua helikopternya di sekitar wilayah tersebut.

"TNI AL belum memberikan kesimpulan. Kami masih terus melakukan pencarian," ujar Pejabat Sementara Kepala Dinas Penerangan Lantamal VIII Manado, Mayor Laut Dedy Irawan di Manado, Selasa 17 Januari 2017.

Danlantamal III Lantik Kolonel Widyo Jadi Komandan Lanal Palembang

Dedy menegaskan, prajurit TNI AL yang melakukan pencarian masih optimistis akan dapat menemukan empat rekannya yang hilang. Sekalipun, tanda-tanda terkait hilangnya prajurit TNI belum ada titik terang.

"Biasanya kalau kapal tenggelam pasti ada benda milik prajurit yang terapung. Atau kalau kapal terbakar pasti ada benda yang menunjukkan kapal mereka terbakar. Tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda itu," ujarnya.

HP Pasukan Hantu Laut Marinir Mendadak Dirazia Intel TNI

Di samping itu, tidak ada laporan dari warga terkait penemuan kapal nelayan FB Nurhana yang terdampar. "Karena kapal nelayan yang ikut dinaiki empat prajurit dalam kondisi bahan bakar menipis saat hilang kontak," kata Dedy.

Diketahui. empat anggota TNI AL yang hilang adalah Letda Laut Faisal Dwi AR, Serda Mes Rizky Dwi Septianto, KLK Amo Dian Mahendra, dan KLD Isy Badnur Rohim. Mereka adalah prajurit di KRI Layang (LYG)-635 yang hilang kontak di perairan Talaud.

Kapal Perang Indonesia ini yang berada di bawah Pangkalan TNI AL (Lanal) Ternate dinyatakan hilang kontak sejak 14 Desember 2016.

Keempat prajurit TNI AL itu dinyatakan hilang setelah sebelumnya pada Selasa, 13 Desember 2016 sekitar pukul 16.30 WIT, KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual. Kemudian, dideteksi menggunakan radar navigasi JRC terdapat spot kontak radar pada jarak 5 NM (Nautical Mile) dengan kecepatan 8 knot haluan ke utara.

Kontak terus didekati sampai dengan jarak 2 NM hingga terlihat secara visual, kontak tersebut adalah kapal berbendera Filipina bernama FB Nurhana.

Sekitar pukul 17.15 WIT, sebelum melakukan pemeriksaan dan penangkapan terhadap kapal nelayan tersebut, sempat terjadi kontak senjata. Kemudian kapal nelayan berhasil diamankan tanpa muatan dan dokumen. Hanya ada 24 ABK.

Kapal tersebut kemudian digiring ke Lanal terdekat yakni Lanal Melonguane, Talaud. Dalam perjalanan ke Lanal Melonguane, empat prajurit tadi ditugaskan mengawal kapal nelayan Filipina atau pindah ke kapal nelayan Filipina. Sementara itu, 21 ABK kapal nelayan Filipina diamankan ke KRI Layang.

Kemudian, Rabu 14 Desember 2016 sekitar pukul 06.00 WIT, saat perjalanan dari perairan perbatasan Indonesia-Filipina menuju Lanal Melonguane dalam kondisi cuaca yang buruk, empat prajurit dalam kapal nelayan FB Nurhana hilang kontak.

KRI Layang sempat mencari ke lokasi awal penangkapan kapal nelayan Filipina tersebut tapi sudah tidak ditemukan. Akhirnya KRI Layang melanjutkan perjalanan ke Bitung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya