2.000 Angkutan Online di Sulawesi Selatan Meresahkan

Unjuk rasa sopir angkutan umum di Sulawesi Selatan menolak kehadiran layanan penumpang berbasis online, Senin (6/2/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Yasir

VIVA.co.id – Ratusan sopir angkutan umum di Sulawesi Selatan memprotes kehadiran jasa angkutan penumpang berbasis aplikasi di daerah itu. Menurut mereka, kehadiran layanan itu telah meresahkan dan merusak mata pencaharian.

Diam-diam Jalan Tol Layang Pertama di Indonesia Timur Siap Beroperasi

"Angkutan aplikasi online sampai hari ini kurang lebih 2.000, di mana mau mengambil penumpang angkutan umum saat ini. Baik angkutan pete-pete (angkutan kota Makassar), maupun angkutan taksi," ujar ketua Organisasi Angkutan Darat Makassar, Sainal Abidin, dalam unjuk rasa di flyover Urip Sumohardjo, Senin, 6 Februari 2017.

Menurut Sainal, hadirnya layanan penumpang berbasis aplikasi seperti Grab Car, Uber dan GoCar telah memicu persaingan tidak sehat di antara sesama penyedia jasa.

Kasus Corona Melonjak, Makassar Perketat Lagi Perbatasan Senin ini

"Di mal-mal tidak ada lagi penumpang angkutan umum pete-pete. Orang menggunakan aplikasi online yang tidak diatur argonya, tidak diatur tarifnya, sehingga menjadi persaingan tidak sehat di dalam transportasi," kata Sainal di hadapan ratusan sopir.

Atas itu, kata Sainal, seluruh sopir layanan penumpang di daerah itu kini menggelar aksi mogok. Mereka juga berharap pemerintah setempat juga menindak tegas penyedia layanan penumpang berbasis aplikasi tersebut. (one)

Kebakaran Hanguskan Belasan Rumah Dekat Polsek Makassar Sulsel
Sejumlah petugas medis menggelar rapid test untuk deteksi dini kejangkitan virus corona di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Makassar terhadap pengambil paksa jenazah Covid-19 beberapa waktu lalu.

Tim Detektor Makassar Temukan Ribuan Warga dengan Saturasi di Bawah 90

Di tengah kontroversi, tim Detektor turun tangan mentracing warga Makassar dan menjaring warga dengan saturasi dibawah 90 persen

img_title
VIVA.co.id
14 Juli 2021