KSAU: Pembelian Heli AW 101 Hanya Satu Unit

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Sumber :
  • Bayu Nugraha/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut, pembelian helikopter AW 10 yang kini.diributkan tidak lebih dari satu unit. Dana yang digelontorkan pun sesuai unit pembelian heli kelas VVIP itu.

Kepala Staf TNI AU Datangi Kantor Prabowo, Jadi Beli Jet Tempur Baru?

"Iya hanya satu. Dana juga (untuk satu heli)," kata Hadi usai memimpin apel bersama pasukan Korps Paskhas AU di Markas Wing I Paskhas Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu 8 Februari 2017.

Dia pun menepis informasi pembelian AW 101 lebih dari satu unit. Selain itu, tidak ada lagi yang dipersoalkan.

Asli Buatan Indonesia, Ini Penampakan Radar Canggih Armed TNI

"Tidak ada yang lain, hanya ini saja. Kan kemarin hanya khusus untuk VVIP, hanya itu saja. Jalan ceritanya ke sana sudah tidak ada lagi," kata Hadi.

Masih Menyelidiki

Prabowo Luncurkan Kapal Cepat Rudal, DPR: Sangat Bermanfaat di Natuna

Hadi mengaku masih terus menyelidiki dan mendalami terkait pengadaan Helikopter AW 101. Dia pun mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) terkait anggaran dari pembelian heli buatan Inggris.

"Kenapa terjadi, itulah yang akan diinvestigasi oleh Panglima TNI dan saya bantu untuk melaksanakan investigasi internal," kata Hadi.

Menurut Hadi, anggaran yang digunakan untuk membeli AW 101 turun dari Dirjen Anggaran Angkatan Udara. Sebab, helikopter tersebut masuk dalam kategori pembelian khusus.

"Itulah kita sampaikan dan saya sudah sampaikan bahwa anggaran itu adalah anggaran Unit Organisasi AU yang memang bisa diberikan ke sana, berdasarkan apabila digunakan secara khusus. Karena pada waktu itu kekhususannya akan mengadakan heli VVIP," kata dia.

"Saya tahu betul anggaran itu bukan dari Sesneg. Karena saya mantan Sesmil tahu betul dari proses pengadaan pesawat VVIP sampai dengan apa yang terjadi sekarang," lanjut Hadi.

Hanya saja, ia menuturkan masih belum dapat menentukan sampai kapan investigasi itu berlangsung, berikut tenggat waktunya. Itu dimaksudkan agar penyelesaian masalah itu dapat menyeluruh.

"Kita harus pelan-pelan. Tidak boleh buru-buru sehingga kita akan mengarah ke sasaran, kena sasarannya. Kalau buru-buru nanti akan miss. Sehingga kita punya tim sendiri kemudian membantu Panglima TNI," kata Hadi.

Sebelumnya, TNI Angkatan Udara mengakui pihaknya membeli delapan unit helikotper Agusta Westland AW 101. Heli yang dibeli bukan untuk VVIP seperti yang pernah menjadi perdebatan, tapi untuk mengangkut pasukan dan SAR (Search and Rescue).

"Ini untuk kebutuhan militer, bukan VVIP, untuk SAR, bencana, kita perlu heli yang menampung kapasitas besar, yang mampu membawa pasukan, dan pasti sesuai dengan kebutuhan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya, Selasa 27 Desember 2016.

Berdasarkan informasi dari situs www.rotorblur.co.uk, tampak heli tersebut tengah melakukan maiden flight atau uji coba terbang di sebuah kota di Inggris, Yeovil. Di ekor heli berbadan besar tersebut sudah tampak gambar bendera Merah Putih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya