Apa Kata Jokowi dan Hollande soal Xenofobia?

Presiden Jokowi berbincang dengan Presiden Prancis Francois Hollande
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Presiden RI Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Francois Hollande, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2017. Kedua pimpinan negara menyepakati berbagai hal, baik di bidang maritim, pertahanan maupun ekonomi.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Selain persoalan ekonomi, Jokowi dan Hollande menyadari ada dua persoalan yang belakangan sama-sama terjadi, baik di Indonesia maupun Prancis. Kedua negara mengalami persoalan intoleransi dan xenofobia.

Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing. Salah satu kasus yang mencuat di Indonesia, masalah xenofobia terjadi terhadap etnis Tionghoa atau China.

Sementara, di Prancis juga menghadapi masalah yang hampir sama, seperti penolakan terhadap imigran.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

"Indonesia dan Prancis juga sepakat mengenai pentingnya penyebaran nilai-nilai toleransi dan penghilangan xenophobia sebagai bagian dari upaya memberantas ekstremisme dan terorisme," jelas Presiden Joko Widodo, dalam keterangan pers bersama, di Ruang Credential Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 29 Maret 2017.

Presiden Hollande pada kesempatan yang sama juga menyinggung masalah tersebut. Menurut dia, negaranya juga belajar banyak dari Indonesia. Di mana, Indonesia punya beragam agama dan suku, yang bisa hidup bersama.

Sekjen PDIP soal Teman Megawati di Open House: Yang Tunjukkan Komitmen Indonesia Bukan Bagi Keluarga

"Indonesia adalah orang muslim terbesar di dunia, dan Indonesia memperlihatkan kebhinekaan yang toleran dan menjadi ilham bagi kami. Ini prinsipnya sama kebebasan dan toleransi," ujar Hollande.

Dengan cara itu, ia yakin ke depannya bisa mengatasi persoalan terorisme yang kini melanda hampir semua negara di dunia. "Dengan konsep tersebut, yang berdasarkan cara hidup bersama-sama dan kuat menanggapi terorisme tanpa ada diskriminasi," katanya. (one)

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap dengan keanggotaan penuh Indonesia di Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrrorism Financing (FATF), dapat terus

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024