AMI Kutuk Hilangnya 8 Koleksi Museum Sang Nila Utama

Museum Nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riska Herliafifah

VIVA.co.id – Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana mengutuk keras hilangnya delapan benda bersejarah koleksi Museum Sang Nila Utama, Pekanbaru, Riau. 

Haikal Hassan: Holocaust Itu Hoax Terbesar!

Sebanyak delapan dari 119 koleksi museum itu hilang sepekan yang lalu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Kepala Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Museum, yakni empat bilah Keris Melayu, Pedang Melayu Sondang, Piring Seladon Emas, Kendi VOC, dan Kendi Janggut.

"Saya sangat menyesalkan hilangnya sebuah warisan budaya Indonesia dari Museum Sang Nila Utama di Riau. Ini merupakan kejahatan yang lebih berat dari korupsi. Karena benda-benda pusaka tersebut tidak ternilai harganya bagi bangsa ini," ujar Putu dalam keterangannya, Minggu 2 April 2017.

Ada Museum Holokos di Minahasa, Apa Tujuannya?

Meski ditaksir mengalami kerugian sebesar Rp54 juta. Menurut Putu, taksiran harga ini tentu sangat melecehkan dan sama sekali tidak memiliki sense of history and culture value

"Koleksi museum yang hilang merupakan representasi khasanah kebudayaan nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Oleh karena itu kami (AMI) berharap, pihak Kepolisian segera menangkap pelakunya, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. Kami juga berharap tidak terulang kembali kejadian seperti ini," kata Putu.

MUI Sebut Museum Holocaust di Minahasa Langgar Konstitusi

Sementara itu ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya mempertanyakan bagaimana bisa museum Sang Nila Utama di Riau kehilangan benda pusakanya tanpa ada kerusakan pintu ataupun kaca lemari penyimpanan.

"Bagaimana bisa dengan mudahnya kehilangan benda-benda yang mempunyai nilai bersejarah tersebut? Kejadian ini sangat memprihatinkan dan telah berulangkali terjadi pada museum-museum lainnya di Indonesia. Pemerintah daerah serta Pemerintah Pusat (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI) khususnya Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI harus bertanggung jawab. Kami akan panggil nanti," ucap Riefky. 

Selain Museum Sang Nila Utama (Maret 2017), kasus kejahatan di Museum juga terjadi di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta (2010) yang kehilangan 75 koleksi emas masterpiece, begitu juga kasus hilangnya empat koleksi emas masterpiece dari Museum Nasional, Jakarta (2013). Beberapa museum lain di Indonesia juga mengalami kasus serupa.

Berikut Usulan Ketua Umum AMI:

1. Masih lemahnya aspek hukum Dan keterlibatan publik serta komunitas dalam pengawasan permuseuman di Indonesia.

2. Masih lemahnya law enforcement dalam penegakan hukum, dikarenakan belum diaturnya Secara khusus pengelola sebagai penanggung jawab, akibatnya banyak pengelola teledor. 

3. Pemerintah pusat dan daerah seolah-olah terlepas dengan persoalan museum, yang disebabkan jarangnya dilakukan pembahasan rakor mengenai permuseuman. Harmonisasi program anggaran museum pusat luar biasa, sementara daerah tertatih-tatih dengan anggaran yang super minimalis.

4. Tidak terjadinya MOU antara pemerintah pusat yang menangani permuseuman dengan pihak-pihak yang relevan dengan penanganan keamanan. Sekaligus tidak terjadinya SKB (surat keputusan bersama) antara Kementerian terkait. 

5. Penguatan kelembagaan museum terkesan lambat bahkan terjadinya kemunduran, terlihat beberapa museum turun essellonisasi bahkan  non essellonisasi. UPT menjadi subseksi.

6. Dibutuhkan lembaga yang cukup memadai untuk penanganan museum di Indonesia, karena museum menyimpan koreksi harta negara yang tak terhingga.

7. Reformasi Sumber Daya Manusia (SDM) baik pusat dan daerah kurang berkomitmen dan peduli terhadap permuseuman.

8. Perlu realisasi SAPTA KARSA dari AMI untuk mewujudkan permuseuman di Indonesia yang lebih baik.

9. Regulasi yang berhubungan dengan permuseuman perlu direvisi, sekaligus dalam prosesnya perlu konsensus beberapa pihak profesional dari praktisi, akademisi, Komunitas maupun AMI.

10. Semua pihak harus bersinergi untuk menjaga, menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya bangsa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya