- ANTARA FOTO/FB Anggoro
VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mencatat ada 736 ribu hektare lahan hutannya mengalami kerusakan akibat kebakaran pada tahun 2015.
Besarnya kerusakan itu telah menimbulkan dampak negatif luar biasa terhadap ekosistem, habitat flora dan fauna serta kesehatan publik. Biaya restorasi pun terbilang besar, sehingga tak mampu ditalangi oleh APBD atau pun APBN.
"Sangat sulit dilakukan restorasi maupun revitalisasi," kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Senin, 8 Mei 2017.
Atas itu, kata Alex, pihaknya kini akan meminta bantuan pihak luar untuk penanganan perbaikan dampak kerusakan hutan tersebut.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kehadiran 27 negara peserta The 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting pada 9-10 Mei 2017.
"27 negara peserta akan melihat langsung kondisi hutan di Bumi Sriwijaya," katanya.
Sejauh ini, kata Alex, Sumatera Selatan telah mengajukan 400 ribu hektare lahan hutannya untuk direstorasi dalam target 150 juta hektare yang disiapkan pemerintah hingga 2020.