Panitia Aksi Lilin Palembang Minta Maaf akibat Insiden Azan

Panitia aksi 1000 lilin membuat surat pernyataan minta maaf atas aksi mereka yang telah menimbulkan kegaduhan di Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa, 16 Mei 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra

VIVA.co.id - Panitia aksi 1000 lilin yang berlangsung di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat lalu, meminta maaf kepada seluruh warga dan ulama karena aksi mereka telah menimbulkan kegaduhan.

Viral Muazin di Dubai Ubah Lafal Azan saat Badai, Apa Hukumnya?

Permohonan maaf itu disampaikan langsung di hadapan beberapa perwakilan organisasi massa Kota Palembang, ulama, kiai dan unsur Forkominda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) di ruang Rapat Parameswara Sekretariat Daerah Kota Palembang. Maaf diungkapkan langsung Eka Safrudin bersama dua anggota panitia aksi 1000 lilin.

“Mewakili semua hadirin peserta aksi 1.000 lilin dan penyelenggara kegiatan kebangsaan yang diselenggarakan pada Jumat 12 Mei 2017 pukul 18.30 WIB sampai dengan 19.30 WIB, kemarin bertempat di Monumen Perjuangan Rakyat semula di Benteng Kuto Besak, Palembang, kami mohon maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan," katanya pada Selasa, 16 Mei 2017.

Hujan Badai di Dubai: Muazin Ubah Lafadz Azan, Netizen: Merinding!

Eka sebagai koordinator lapangan mewakili aksi 1000 lilin berjanji tidak akan kembali menggelar aksi itu untuk menjaga ketertiban dan keamanan di Palembang.

"Menyatakan permohonan maaf dan menyesalkan tindakan dalam kegiatan tersebut yang menimbulkan kegaduhan, karenanya dengan segala kerendahan hati kami menyatakan tidak akan mengulangi lagi. Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran dan bertanggung jawab dalam semangat persaudaraan sebagai bangsa Indonesia," ujar Eka.

Kisah Mualaf Bos Jalan Tol Jusuf Hamka, Bicara Toa Masjid hingga Diangkat Anak Buya Hamka

Sekretaris Front Pembela Islam Sumatera Selatan, Mahdi, mengatakan bahwa aksi 1000 lilin itu bukan sebagai dasar mengemukakan kepentingan warga Palembang untuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Aksi itu, katanya, kepentingan sekelompok karena seluruh pesertanya adalah warga etnis tertentu.

"Karena aksi yang dipusatkan di Monpera itu sudah membawa nama warga Palembang, tanpa izin. Yang mereka sampaikan itu bukan soal NKRI, tetapi ada penyampaian bebaskan Ahok. Jadi apa hubungannya Ahok dengan NKRI, apalagi ada seruan seperti ledekan saat azan berkumandang. Ini dapat memicu keamanan Palembang,” ujar Mahdi.

Dia sangat mengapresiasi Pemerintah Kota Palembang yang langsung mengambil langkah dengan pertemuan kepada pemuka adat, ulama, dan perwakilan ormas lain untuk memediasi dengan panitia aksi 1000 lilin.

Aksi 1000 lilin itu yang digelar di Monumen Penderitaan Rakyat, Kota Palembang, pada pukul 19.00 WIB, Jumat, 12 Mei 2017. Seorang netizen mengunggah video aksi pada malam itu. Dalam video tampak sejumlah orang dengan lilin menyala di tangan masing-masing berseru ‘huuuu…’,” ketika kumandang azan Isya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya