1.027 Napi Cilodong Cuma Dijaga 34 Petugas

Kepala Rutan Cilodong Sohibur Rachman menerima kunjungan Polresta Depok dan TNI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Berbagai upaya terus dilakukan petugas Rumah Tahanan (Rutan) Cilodong, Depok Jawa Barat untuk mencegah kaburnya narapidana seperti yang sempat terjadi di sejumlah daerah belakangan ini. Selain mengandalkan buaya, petugas kini juga dibantu dengan sistem teknologi keamanan berbasis digital.

800 Telepon Genggam Disita dari Sel Napi Lapas Salemba

Hal itu diungkapkan Kepala Rutan Cilodong, Sohibur Rachman, usai menerima kunjungan dari jajaran Polresta Depok dan TNI. Pihaknya terpaksa mengandalkan dua langkah tersebut sebagai solusi untuk mengoptimalkan kinerja di tengah keterbatasan petugas.

“Alhamdulillah kami dapat kunjungan tadi dari Polresta Depok dan bentuk perhatiannya sangat luar biasa. Tadi kami dijelaskan, dengan bantuan aplikasi panic button, kami jadi tidak khawatir,” katanya di Depok, Selasa, 16 Mei 2017.

4 Napi yang Pernah Kabur dari Nusakambangan, Ada 'Robin Hood'

Selain itu, dia menambahkan, Polresta Depok dan TNI juga ikut membantu mengirimkan anggotanya untuk ikut berjaga di Rutan Cilodong. Itu dilakukan lantaran ketidakseimbangan jumlah petugas keamanan dan napi.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari 1.027 narapidana yang mendekam di sana, jumlah petugas yang jaga hanya 34 orang. Jumlah  petugas jaga masih dibagi menjadi dua regu, yakni piket malam dan pagi.

Kerusuhan di Rutan Bima, Belasan Napi Kabur

“Karena itu kami akan berusaha semaksimal mungkin. Salah satunya dengan mengoptimalkan fasilitas yang ada dan kami sangat bersyukur karena Polresta Depok telah memiliki aplikasi panic button yang bisa kami manfaatkan untuk menyiasati keterbatasan personel,” tutur Sohibur.

Selain memperkuat sistem keamanan dengan menggunakan teknologi, Sohibur juga berencana menambah jumlah buaya. Di samping itu, rutan ini juga memberlakukan program santri untuk meredam tingkat emosi para terpidana.

“Buaya di sini baru satu, inginnya ditambah lagi. Namun terlepas dari itu semua, kami (petugas) di sini selalu berusaha menjadi sahabat, guru, teman bagi para warga binaan. Dengan begitu, mereka akan merasa nyaman. Kami tentu berharap upaya itu dapat mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan,” ujarnya.

Untuk diketahui, panic button adalah salah satu inovasi berbentuk aplikasi yang diluncurkan Polresta Depok untuk keadaan darurat. Layanan ini dapat diakses melalui smartphone berbasis android maupun iPhone.

Dengan menyentuh tombol panic button, si pengguna akan terhubung langsung ke Markas Polres Kota Depok. Dan jika tombol itu (panic button) ditekan maka akan terdengar bunyi sirene yang cukup keras di markas polisi tersebut. Selanjutnya polisi dapat mengetahui posisi si penekan tombol untuk segera mendapat penanganan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya