Taruna Akpol yang Tewas Dikenal Sosok Menyenangkan

Brigadir Taruna Dua Mohammad Adam, yang meninggal dunia setelah dianiaya seniornya di Akademi Kepolisian.
Sumber :
  • Instagram

VIVA.co.id – Handri Parman, paman Mohammad Adam, taruna Akademi Kepolisian Semarang berpangkat Brigadir II yang tewas setelah dianiaya seniornya pada Kamis, 18 Mei 2017 lalu, mengatakan bahwa keponakannya adalah sosok yang menyenangkan.

Profil Khalifah Nasif, Taruna Akpol Tampan Jadi Mayoret HUT RI ke-78 di Istana

Tidak hanya menyenangkan sebagai anak dan saudara, Adam juga dikenal sosok yang menyenangkan oleh kawan-kawannya sejak kecil. "Kata teman-temannya dari SD, SMP dan SMA, Adam itu menyenangkan, mengayomi dan melindungi," kata dia, ketika diwawancara tvOne, Jumat, 19 Mei 2017.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa almarhum sejak SMP hingga SMA adalah Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Karena itu, dia banyak memiliki teman dan mudah bergaul.

Konvoi Bus Taruna Akpol Tabrak Wanita Hingga Tewas di Lombok Barat

"Banyak yang senang sama dia. Yang datang (ke pemakaman) pun banyak," ujarnya.

Dia menjelaskan, Adam masuk Akpol karena keinginannya sendiri. Menurutnya, Adam sejak SMP sudah bercita-cta melanjutkan pendidikan ke Akpol.

1.200 Taruna Ikut Latsitarda, Panglima TNI dan Kapolri Akan Hadir

"Karena itu, sejak lulus SMA dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi tapi mempersiapkan diri ke Akpol. Kami sebagai orangtua mendukungnya," ujar dia.

Handri mengatakan bahwa Adam bangga masuk Akpol. Bahkan selama mengikuti pendidikan di Akpol Semarang, Adam tidak pernah mengeluh ke keluarga.

"Adam tidak pernah mengeluh dalam tekanan. Yang disampaikan kepada keluarga, dia bangga di Akpol," ujarnya.  

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Adam meninggal akibat penganiayaan yang diduga dilakukan oleh para senior taruna tingkat III usai apel malam. Penganiayaan terjadi di luar kegiatan resmi sekolah.
 
Kasus itu diperkirakan terjadi pada Kamis, 18 Mei 2017 sekitar pukul 23.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB. Korban meninggal dunia pukul 02.30 WIB.

Sampai saat ini ada 35 saksi yang diperiksa. Mereka adalah 21 taruna tingkat II dan 14 merupakan senior dari taruna tingkat III. Kapolda  Inspektur Jenderal Condro Kirono menyebut, tersangka penganiayaan terindikasi lebih dari satu orang. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya