DPR Pertimbangkan Tambah Anggaran Densus 88

Tim Densus 88 Antiteror
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id - Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, memprediksi serangan bom bunuh diri dengan target acak atau membabi buta seperti di terminal Kampung Melayu akan terus berulang jika sel-sel terkecil dari jaringan teroris di dalam negeri tidak dilumpuhkan. 

Ditangkap Densus, Status PNS di Kabupaten Tangerang Tersangka Teroris

"Karena sel-sel terkecil jaringan teroris itu sulit membidik objek-objek vital milik Polri, mereka melancarkan serangan bom bunuh diri di ruang publik atau fasilitas publik. Target acak serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu mirip dengan target acak serangan bom bunuh di Sarinah, 14 Januari 2016," kata Bambang melalui pesan singkatnya pada Jumat, 26 Mei 2017.

Menurutnya, Polri dan Densus 88 Antiteror harus bekerja lebih keras untuk melumpuhkan sel-sel terkecil dari jaringan teroris di dalam negeri. Sel-sel kecil jaringan teroris itu biasanya beranggotakan beberapa orang teroris.

PNS di Kabupaten Tangerang Ditangkap Densus 88

"Kecenderungan ini bisa dilihat dari serangan bom di kantor Kelurahan Arjuna, Kota Bandung, pada 27 Februari 2017, serangan terhadap prajurit Polri oleh simpatisan ISIS di Tangerang pada Oktober 2016, dan ledakan bom di Markas Polresta Surakarta, Jawa Tengah, pada 5 Juli 2016," ujar Bambang.

Komisi III DPR mengapresiasi keberhasilan Polri mengidentifikasi orang yang diduga sebagai pelaku serangan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

"Tetapi pengungkapan identitas pelaku belum menyelesaikan persoalan utamanya, yaitu eksistensi sel-sel teroris di dalam negeri. Sel-sel teroris itu masih akan menebar ancaman, hanya menunggu waktu yang ideal bagi mereka melakukan serangan," kata Bambang.

Tanpa bermaksud mendahului, kata Bambang, serangan bom bunuh di ruang publik seperti di Kampung Melayu dan Sarinah bisa berulang jika sel-sel terkecil dari jaringan teroris di dalam negeri tidak dilumpuhkan. Mereka ada dan terus mengintai.

Karena itu, ia atas nama komisi III DPR mendorong Polri dan Densus 88 Antiteror untuk bekerja lebih keras melumpuhkan sel-sel terkecil dari jaringan teroris di dalam negeri. Mereka ada di beberapa kota. Sel-sel kecil itu dikendalikan oleh pimpinan mereka yang bersembunyi di negara lain.

"Untuk meningkatkan efektivitas perburuan teroris itu, Komisi III DPR siap membahas peningkatan anggaran yang dibutuhkan Polri atau Densus 88 Antiteror," kata Bambang. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya