Tuduhan Lindungi PKI, Jokowi: Silakan Cek Kakek Nenek Saya

Presiden Joko Widodo di Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id / Lucky Aditya (Malang)

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo membantah isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI) dan paham komunisme di Indonesia. Jokowi mengatakan, PKI dan paham komunisme dilarang oleh konstitusi dengan ditetapkannya MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia.

Jokowi Imbau Warga Mudik Lebih Awal, Jumlahnya Naik 56 Persen

"Banyak isu PKI bangkit, komunis bangkit, pertanyaannya di mana bangkitnya? Karena sudah jelas di konstitusi kita bahwa PKI dan komunis dilarang di Indonesia," kata Jokowi saat menghadiri kajian Ramadan di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu, 3 Juni 2017.

Jokowi meminta ditunjukkan jika ditemukan adanya paham komunis dan PKI yang masih berkembang di Indonesia. "Kalau ada, tunjukkan kepada kita, tunjukkan kepada saya, saya gebuk detik itu juga, saya minta untuk menindak," ujar Jokowi.

Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK

Sementara itu, soal tuduhan dirinya dianggap melindungi PKI, Jokowi menyebut jika isu tersebut diembuskan tanpa bukti. Jokowi mempersilakan sang penuduh untuk mengecek orangtua bahkan kakek dan nenek Jokowi yang turut diseret dalam isu PKI.

"Payung hukumnya sudah jelas. Ada isu seakan-akan saya melindungi PKI. Saya dikait-kaitkan. Padahal, pada saat PKI dibubarkan, saya masih berusia tiga tahun. Karena tidak logis akhirnya ditarik ke orangtua saya," ucap Jokowi.

Respons Istana soal Jokowi Disebut-sebut dalam Sidang Sengketa Pemilu di MK

"Silakan dicek orangtua saya tinggal di mana, di desa di kampung mana, kakek nenek juga bisa dicek. Sangat mudah sekali di era keterbukaan ini, sebetulnya saya males menanggapi ini. Tapi karena ada kesempatan, saya sampaikan lah karena ini forum besar," ucap Jokowi.

Jokowi berpesan kepada masyarakat untuk tidak mudah mengembuskan isu yang tidak bertanggung jawab. Jokowi juga meminta masyarakat untuk memerangi informasi hoax yang belakangan marak di media sosial.

"Masih ada saja orang yang bermain kata-kata. Kalau berita di medsos, semua orang bisa buat berita, apalagi yang tidak terverifikasi banyak dan bisa dibuat," kata Jokowi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya