Nasib Bus AKDP di Yogya, Makin Tak Diminati Penumpang

Ilustrasi terminal bus.
Sumber :
  • Viva.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Maraknya kredit sepeda motor dan juga taksi online di Yogyakarta telah berdampak dengan semakin menurunnya jumlah bus Antar Kota Dalam Provinsi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Kondisi ini menyebabkan beberapa trayek yang dilayani bus AKDP ditutup karena tak ada lagi penumpang.

Jangan Ragukan Nasionalisme Pemain Naturalisasi Indonesia

Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarya, Bekti Zunanto mengemukakan, saat ini jumlah bus AKDP yang masuk Terminal Giwangan sekitar 340 rit per hari. Padahal, dahulunya tidak kurang dari 450 rit per hari.

"Turunnya lebih dari 100 unit bus AKDP," ujarnya, Sabtu 3 Juni 2017.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa

Menurutnya, penurunan itu tidak bisa dilepaskan dari perubahan pilihan moda transportasi dari masyarakat. 

“Sekarang banyak yang memilih menggunakan kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil pribadi dan tidak lagi menggunakan bus atau angkutan umum  lainnya,” katanya.

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia

Bekti menuturkan, dampak banyak penumpang yang memilih menggunakan moda transportasi pribadi, maka pemasukan pengemudi bus AKDP mengalami penurunan cukup signifikan. Bahkan tidak jarang biaya operasional jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh.

Sejumlah bus AKDP dengan trayek Yogyakarta-Srandakan dan Yogyakarta-Bantul-Wates sudah tidak memberikan pelayanan. 

"Operator memilih menutup trayek itu karena tidak ada lagi penumpangnya," katanya.

Bekti mengatakan, sejak empat tahun terakhir terjadi penurunan jumlah bus AKDP yang masuk ke Terminal Giwangan dengan rata-rata penurunan sekitar empat hingga lima persen per tahun.

Bus untuk mudik menurun

Pada masa Angkutan Lebaran 2017 ini, jumlah bus AKDP baik yang datang maupun yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan Yogyakarta bahkan mengalami penurunan yang jauh lebih besar yaitu 6,9 persen untuk kedatangan dan penurunan 7,2 persen untuk keberangkatan.

"Sebenarnya, jumlah bus yang masuk ke Terminal Giwangan dari tahun ke tahun memang mengalami penurunan, termasuk untuk antar kota antar provinsi (AKAP). Hanya saja, penurunannya tidak sebanyak AKDP. Untuk AKAP, penurunannya kurang dari satu persen," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya