Jaksa Agung Ibaratkan Lawan Koruptor dengan Bermain Catur

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo (kanan).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo membuka Fide Internasional Open Chess Tournament Piala Jaksa Agung di kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Surabaya, pada Selasa, 1 Agustus 2017. Kata dia, cara bermain catur bisa diterapkan dalam upaya pemberantasan korupsi.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Prasetyo mengatakan banyak pelajaran bisa diambil dari permainan catur. "Pemain catur mengerahkan pengetahuan dan pengalaman, taktik dan strategi mengantisipasi serangan lawan, untuk melindungi raja sebagai simbol tertinggi," ujarnya.

Catur, menurutnya, juga mengajarkan tentang keseimbangan. Itu bisa dilihat dari distribusi fungsi masing-masing bidak. "Pion kecil dan sederhana dengan langkah terbatas, tetapi jumlahnya banyak. Menteri dengan langkah ke segala arah. Tetapi menteri tidak bisa apa-apa tanpa bantuan bidak lain. Artinya, jangan merasa paling penting."

Survei LSI: Mayoritas Rakyat Percaya Kejagung Bakal Usut Tuntas Kasus Korupsi Rp 271 T

Pion, kata Prasetyo, jangan diremehkan. Raja bisa memakan pion, tetapi pion juga bisa mengurung langkah raja jika mampu menembus garis pertahanan lawan. "Pion jika bisa menembus garis lawan, dia bisa bertransformasi jadi apa pun. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini," ujarnya.

Kejaksaan juga menerapkan permainan catur dalam penanganan perkara korupsi. Koruptor adalah lawan yang tidak biasa. Strategi menggarong uang negara mereka pakai sehingga sulit diendus dan dibuktikan perbuatan pidananya.

Survei LSI: Kepercayaan Publik terhadap Kejaksaan Naik Jadi 74 Persen

"(Catur) ini mengajarkan kita mengatur strategi dan taktik dan bagaimana mengerahkan anggota. Menghadapi koruptor ini, kan, luar biasa, mereka memiliki langkah-langkah luar biasa, maka kita tidak boleh kalah dengan mereka," kata Prasetyo.

Turnamen catur internasional piala Jaksa Agung itu diikuti peserta dari empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Uzbekistan. Tiga belas master catur bertanding di ajang ini. "Ada juga dua grand master, satu dari Indonesia dan satu dari Filipina," kata Kepala Kejati Jatim, Maruli Hutagalung.

Sebanyak 256 pecatur dari 20 provinsi dan tiga negara luar bertanding di ajang itu. Grand master Indonesia yang ikut bertanding ialah Susanto Megaranto dari Jawa Barat. "Korps jaksa juga punya komitmen untuk memajukan olahraga," ujar Maruli. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya