Daftar Cagub Jateng, Bupati Kudus Tunduk pada Megawati

Bupati Kudus, Musthofa, mendaftar calon gubernur Jawa Tengah di kantor PDIP setempat di Semarang pada Rabu, 9 Agustus 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Bupati Kudus, Musthofa, menyatakan keseriusannya mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Tengah. Niat itu ditunjukkannya saat mengembalikan berkas pendaftaran di kantor PDIP Jawa Tengah di Semarang pada Rabu, 9 Agustus 2017.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

Musthofa datang ke markas PDIP itu bersama ratusan simpatisan. Berbeda dengan kader lain yang mendaftar, Musthofa mengajak tokoh-tokoh lintas agama, seperti Islam, Buddha, Hindu, Kristen, dan Konghuchu.

"Saya sengaja datang bersama seluruh tokoh agama, karena saya akan usung keberagaman di Jawa Tengah ini sebagai misi saya," kata Musthofa.

Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

Musthofa, yang juga kader PDIP, mengklaim sukses menjaga keberagaman Kudus selama dua periode kepemimpinannya. Dia mengakui terpanggil mendaftar calon gubernur karena masa jabatannya sebagai bupati segera habis, sehingga merasa perlu mengabdi di tingkat yang lebih tinggi.

Dia menyoroti angka kemiskinan di Jawa Tengah yang kini masih sangat tinggi. Hal itu kebalikan dari situasi Kudus yang kini menjadi daerah paling rendah kemiskinannya se-Jawa Tengah.

PPI: Dari Segi Popularitas Bakal Cagub Jateng, Gibran Tertinggi

"Angka kemiskinan Kudus paling rendah se-Jateng, yakni 7,8 persen. Tahun ini saya genjot sampai 6 persen. Tentunya dengan membangun ekonomi kerakyatan seperti yang sudah saya lakukan," katanya.

Ia pun optimistis mendapatkan rekomendasi PDIP untuk Pilkada Jawa Tengah. Namun demikian, sebagai kader partai, dia akan mematuhi apapun keputusan pimpinan untuknya. 

"Yang pasti saya tegak lurus (kepada) Ketua Umum Megawati Soekarnoputi. Namanya petugas partai, ya, diminta jalan, pasti jalan. Diminta berhenti atau balik kanan, pokoknya siap," ujarnya.

Musthofa bersaing dengan puluhan kader lain yang mendaftar melalui PDIP untuk Pilkada Jateng 2018. Nama-nama lain, di antaranya, Junaedi (Bupati Pemalang), Wardoyo Wijaya (Bupati Sukoharjo), Mayor Jenderal (purn) Sunindyo, Sunarna (mantan Bupati Klaten), dan Sigit Widyonindito (Wali Kota Megelang). Calon petahana, Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko, juga mendaftar melalui PDIP.

Bawa prajurit

Berbeda dengan Mushofa, Wali Kota Sigit Widyonindito, mendaftar dengan membawa ratusan simpatisan dari daerahnya. Sigit mengusung tradisi Jawa dengan mengarak tumpeng raksasa serta ratusan orang berbusana prajurit kerajaan dan kesenian khas kota Magelang, yakni topeng ireng.

Daftar Cagub Jateng, Bupati Kudus Tunduk pada Megawati

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mendaftar calon gubernur Jawa Tengah di kantor PDIP setempat di Semarang pada Rabu, 9 Agustus 2017. (VIVA co.id/ Dwi Royanto)

Sigit mengaku niatnya untuk maju di Pilkada Jawa Tengah sudah bulat. Keinginan itu didasarkan keberhasilannya membawa Magelang menjadi kota yang nyaman selama dua periode kepemimpinannya.

"Maka saya terpanggil untuk ikut Pilkada Jateng ini. Saya ingin mengabdikan agar Jateng lebih berhasil dan tidak kalah dari provinsi lain," ujarnya di sela pendaftaran.

Saat awal memimpin Magelang, Sigit mengklaim telah menurunkan angka kemiskinan dari 15 persen menjadi 9 persen. Ia juga telah banyak membenahi infrastruktur serta destinasi wisata yang cukup membanggakan.

Jateng, menurut Sigit, sebenarnya punya potensi luar biasa namun belum tergarap maksimal. Mulai laut, bandara, pertanian, hutan, dan sumber daya alam lain.

"Maka angka kemiskinan harus diturunkan. Harus dirumuskan, masyarakat butuh apa. Jangan diberikan mesin jahit semua, karena skill-nya tidak sama antardaerah," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya