Kapolri: Sebagai Muslim Saya Sangat Prihatin dengan Rohingya

Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA.co.id –  Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Muhammad Tito Karnavian menegaskan terkait pernyataannya masalah kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar.

Muslim Rohingya Bantu Etnis Buddha Myanmar

Ia mengatakan, pernyataan itu disalahgunakan untuk memprovokasi muslim Indonesia sehingga memunculkan antipati kepada pemerintah, bukan sebuah tindakan untuk ikut berpolitik.

Selain itu ada juga dari masyarakat yang peduli dan melakukan solidaritas kemanusiaan untuk etnis muslim di Rohingya. Hal itu mengacu pada hasil penilitian dan analisis opini di media sosial Twitter melalui sebuah peranti lunak.

Wabah Corona: Muslim Rohingya di Myanmar, Satu Toilet Gantian 40 Orang

Tito mengatakan, malah ada yang menganggap dirinya berpolitik karena pernyataan tersebut. Ia menegaskan tidak berpolitik. Bahkan mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, sebagai umat muslim, dirinya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Rohingya.

"Tapi yang ditulis di sana waduh, Tito sudah terlalu banyak ikut politik. Tito lempar bola panas. Tidak, saya sebagai umat muslim tentu saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi di sana dan tentu kami juga melakukan banyak juga langkah-langkah," kata Tito di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu 9 September 2017.

Akhirnya Anak-anak Muslim Rohingya di Bangladesh Bisa Sekolah

Tito mengatakan, Pemerintah Indonesia juga sudah melakukan langkah melalui jalur diplomasi dengan langsung mendatangi Myanmar, yakni melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang bertemu secara langsung dengan Pemerintah Myanmar. Bahkan Indonesia bisa menjadi negara satu-satunya yang bisa masuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dan diberi akses oleh Pemerintah Myanmar.

"Kita paham bahwa pemerintah, presiden sudah mengeluarkan statement. Kemudian setelah itu kita tahu ada ibu Menteri Retno sudah dikirim ke sana. Pembicaraan diplomasi ini jauh lebih efektif. Di samping itu ada yg sudah libatkan 11 lembaga baik termasuk NU, Muhammadiyah, Darut Tauhid, Dompet Dhuafa dan lain-lain. Nah itu dilakukan mereka saat ini. Nah kemudian dariKkepolisian juga prinsip kita dukung langkah-langkah pemerintah," ujarnya.

Tito mengatakan, saat ini polisi juga menjaga kantor-kantor Kedutaan-Kedutaan Besar. "Kemudian kita tentu jaga kedutaan-kedutaan ini tentu, sebab harus kita jaga," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, menyebut masalah kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar lebih banyak disalahgunakan untuk memprovokasi muslim Indonesia sehingga memunculkan antipati kepada pemerintah.

Tito mengatakan itu mengacu pada hasil analisis opini di media sosial Twitter melalui sebuah peranti lunak. Pada pokoknya, menurut hasil analisis itu, banyak orang mengaitkan Rohingya dengan Presiden Joko Widodo daripada membicarakan bantuan kemanusiaan untuk Rohingya.

"Ternyata sebagian besar banyak mengkaitkan masalah Rohingya dengan presiden. Artinya, isu ini lebih banyak digunakan untuk konsumsi dalam negeri dalam rangka membakar sentimen masyarakat Islam di Indonesia untuk antipati kepada pemerintah, gaya lama," kata Tito di Jakarta Selatan pada Selasa, 5 September 2017. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya