Jarang Publikasi Kinerja, Menag Takut Dibilang Riya

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eko Priliawito

VIVA.co.id – Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa mental agamis sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) turut menjadi sebab Kemenag dievaluasi oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). Kementerian Agama dianggap jarang memublikasikan kinerjanya.

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Lukman menyampaikan, sebagian ASN Kemenag berpikiran bahwa kinerja yang baik tidak memerlukan publikasi. Sebabnya, agama mengajarkan supaya setiap manusia bersikap ikhlas dalam melakukan setiap kebaikan.

"Ada pemahaman bahwa ketika tangan kanan memberi, maka tangan kiri pun tak boleh tahu. Jadi itu kemudian memunculkan anggapan bahwa kebaikan itu tidak perlu diungkap-ungkapkan. Tidak perlu diekspos, dipublikasikan. Ya, kebaikan itu biarlah menjadi pahala. Bila dipublikasikan, nanti dianggap riya'," ujar Lukman dalam acara evaluasi kinerja di Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat, 22 September 2017.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

Meski demikian, Lukman menyampaikan, usai dievaluasi, Kemenag akan memperbaiki kinerja dengan lebih sering mempublikasikan prestasi dan hasil-hasil kinerja. Pasalnya, menurut Lukman, transparansi juga diperlukan dalam hal pelaksanaan roda pemerintahan.

Lagipula, Lukman menyampaikan, dipandang dari segi agama, publikasi prestasi dan kinerja juga tidak melulu bentuk riya'. Publikasi hal itu bisa menginspirasi kementerian dan lembaga pemerintah lain untuk melakukan kinerja yang baik juga.

Menag Sebut Sidang Isbat Ruang Dialog Umat Islam karena Menyangkut Banyak Pihak

"Informasi tentang kebaikan harus disebarkan ke banyak pihak. Supaya memotivasi, menginspirasi. Itu juga adalah ajaran agama," ujar Lukman.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag, Adib

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

Penangangan konflik sosial yang berdimensi agama yang kerap kali terjadi di tengah-tengah masyarakat, harus terus dilakukan. Kementerian Agama bahkan melibatkan penghulu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024