Sejarah Letusan Gunung Agung sejak 1808

Peningkatan aktivitas Gunung Agung di Bali terus dipantau.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id - Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, meningkat sejak 18 September 2017. Status gunung api itu secara bertahap naik dari level siaga menjadi awas pada 22 September, hanya empat hari setelah kali pertama tercatat terjadi peningkatan aktivitas vulkanis.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebut Gunung Agung ialah gunung api yang berkatagori paling eksplosif di Indonesia, di atas Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Gunung itu terakhir meletus pada 1963 dan dampaknya paling dahsyat dibanding gunung-gunung lain.

PVMBG tak dapat memprakirakan waktu pasti Gunung Agung meletus dan sedahsyat apa jika benar erupsi; lebih dahsyat daripada tahun 1963 atau sebaliknya. Namun PVMBG telah berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk segera mengevakuasi warga yang berada di radius sembilan kilometer dari puncak Gunung.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda Gunung Agung bakal erupsi lebih dahsyat dibanding pada 54 tahun lampau. Tapi sebagai antisipasi situasi terburuk, zona merah di gunung itu harus dikosongkan dari aktivitas warga.

Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Pulau Bali. Dahulu setinggi 3.142 meter di atas pemukaan laut (Mdpl), lalu turun menjadi 2.920-3.014 Mdpl setelah meletus pada tahun 1963. Puncak Gunung Agung terletak di bagian barat daya, tepat di atas Pura Besakih.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Gunung vulkanik tipe monoconic strato itu termasuk gunung muda dan sempat tidur panjang selama 120 tahun sampai meletus pada 1963. Periode istirahatnya yang paling pendek 13 tahun dan terpanjang 120 tahun.

Tak banyak catatan tentang letusan Gunung Agung, hanya tercatat empat kali meletus sejak tahun 1808, itu pun data dan informasinya terbatas.

1808 - Pada tahun itu Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa.

1821 - Gunung Agung meletus lagi. Letusannya disebut normal tetapi tak ada keterangan terperinci.

1843 - Gunung Agung meletus lagi, didahului sejumlah gempa bumi, kemudian memuntahkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung.

1963 - Gunung Agung meletus lagi dan dan tercatat berdampak sangat merusak. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.

Awan Panas

Pola dan sebaran hasil letusan sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, di antaranya adalah bersifat eksplosif (letusan dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran awan panas, dan aliran lava.

Dua macam awan panas di Gunung Agung, awan panas letusan dan awan panas guguran. Awan panas letusan terjadi pada waktu ada letusan besar; bagian bawah dari tiang letusan yang jenuh dengan bahan gunung api melampaui tepi kawah dan meluncur ke bawah.

Awan panas guguran adalah awan panas yang sering meluncur dari bawah puncak (tepi kawah). Walaupun tidak ada letusan, dapat terjadi awan panas guguran. Dapat pula terjadi apabila ada bagian dari aliran lava yang masih panas gugur, seperti pada waktu lava meleler di lereng utara. (ren)


Diolah dari berbagai sumber

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya