Takut Gunung Agung, Wisatawan Asing Batal Berlibur di Bali

Sejumlah wisatawan asing melihat pemandangan rumah tradisional di Desa Penglipuran, Bangli, Bali.
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Status awas Gunung Agung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali membawa dampak kurang baik pada sektor pariwisata di wilayah tersebut. Khususnya, tingkat hunian hotel dan vila.

Pungutan Wisatawan Asing Baru 40 Persen, Pemprov Bali akan Sidak di Objek Wisata

Sejumlah tamu dari mancanegara yang sudah melakukan pemesanan kamar hotel dan vila ramai-ramai membatalkannya, pasca Gunung Agung dinaikkan statusnya.

Made Bagiarta, Manager Villa Barong menjelaskan, sejak tanggal 26 September kemarin banyak tamunya yang membatalkan pemesanan kamar. "Beberapa tamu cancel pemesanan kamar. Alasan mereka karena status Gunung Agung," kata Bagiarta, Kamis 28 September 2017.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Jumlah penurunannya cukup lumayan. Bagiarta mengonfirmasi angka penurunan tersebut mencapai 15 persen. "Angka penurunannya untuk sementara ini 15 persen. Kami tidak tahu ke depannya. Kalau masalah kerugian, cukup besar. 90 persen tamu di sini (orang) asing. Mereka biasanya dari Eropa," ujarnya.

Bagiarta mengaku sudah menyiapkan langkah evakuasi, jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Meski berjarak 25 kilometer dari puncak gunung, namun ia tak mau mengambil risiko.

Dinas Pariwisata Bali Gencar Antisipasi Kejahatan dan Gangguan Wisatawan

Hal senada diungkapkan oleh Nandarlita, pemilik usaha diving dan penginapan di Seminyak. Ia juga merasakan dampak yang sama, meski Gunung Agung berada jauh dari Kuta, Kabupaten Badung.

Nandarlita mendapat pembatalan pemesanan dari beberapa tamunya dari berbagai negara. Ia sudah menjelaskan, jika Seminyak merupakan kawasan yang cukup jauh dari Gunung Agung.

"Itu karena media luar negeri sangat bombastis memberitakan Gunung Agung," tutur Nandarlita saat ditemui di Pos Pemantauan Gunungapi Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Mereka yang membatalkan pesanan di antaranya tamu asal Australia, Amerika Serikat, New Zealand dan berbagai negara lainnya.

"Mereka rata-rata sudah booking 7-10 hari. Per malamnya Rp3,5 juta. Bayangkan saya harus refund mereka. Hitung saja kerugiannya. Saya harus refund sampai Oktober nanti. Ada juga yang menginap Desember minta di-refund," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya