Geger Air Sungai Hijau di Bali, Ternyata Ini Penyebabnya

Pemilik sablon yang membuang sampah di Sungai Tukad Mati, Denpasar.
Sumber :

VIVA.co.id – Beberapa hari, warga Kota Denpasar, Provinsi Bali, digegerkan dengan berubahnya warna air di salah satu sungai. 

Lebih dari 20 Ribu Orang Didenda Rp 3,4 Juta karena Menyampah di Singapura

Perubahan warna air itu terjadi di Sungai Tukad Mati di wilayah Padangsambian Kelod, air di aliran sungai yang tadinya berwarna kecokelatan, tiba-tiba berubah menjadi hijau.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, ternyata warna air berubah akibat ulah manusia.

Pabrik Beton di Jakbar Diduga Sebabkan Polusi Udara, Terancam Disanksi

Semua itu terungkap setelah petugas memergoki dua tempat usaha sablon yang berdiri dekat aliran sungai, sedang membuang limbah pewarna sablon ke sungai terbesar di Denpasar itu.

"Kedua usaha sablon ini secara langsung membuang limbah ke sungai yang mengakibatkan air sungai menjadi berwarna kehijauan," kata Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLHK Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa, Rabu, 11 Oktober 2017.

Dua Perusahaan yang Diduga Cemari Lingkungan di Jakarta Utara Operasinya di Setop

Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan, sebenarnya tak mudah untuk menemukan siapa dalang di balik perubahan warna air di sungai itu. Bahkan, untuk bisa memergoki aksi pemilik usaha sablon itu, petugas harus melakukan penyisiran dan pengintaian yang memakan waktu cukup lama.

Menurut Ida Bagus Putra Wirabawa, pemilik kedua usaha sablon itu dipastikan akan mendapatkan tindakan hukum yang setimpal sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No 1 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum Kota Denpasar.

Seperti diketahui, dalam perda ini tertulis, bagi pelanggar bakal dikenakan denda dari Rp500 ribu hingga Rp5 juta.

"Tentunya para pelanggar ini memang harus ditangkap dan ditindak tegas, di mana setelah sidak ini para pelanggar didata dan disidang nantinya sesuai dengan prosedur dan Undang-undang yang berlaku," kata Ida Bagus Putra Wirabawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya