Minim Anggaran Sampai SDM Jadi Masalah Pengelolaan Museum

Ilustrasi Museum Nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Isra Berlian

VIVA.co.id – Minim anggaran dan lemahnya pengelolaan sumber daya manusia menjadi persoalan dalam pengelolaan museum di Tanah Air. Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana mengatakan selama ini anggaran yang tersedia hanya menjangkau revitalisasi fisik bukan peningkatan pengelolaan.

Haikal Hassan: Holocaust Itu Hoax Terbesar!

"Belum mampu memberikan peningkatan baik dalam manajemen yang baik ataupun marketing yang lebih terarah serta terfokus kepada peningkatan awareness dan pemahaman masyarakat terhadap museum," kata Putu kepada VIVA.co.id, Kamis, 12 Oktober 2017.

Putu menekankan dalam meningkatkan pengelolaan permuseuman di Tanah Air diperlukan Sapta Karsa sebagai kebanggaan memunculkan museum menjadi rumah besar kebudayaan nusantara. Ia menjelaskan Sapta Karsa yang dimaksud berupa tujuh keinginan mencakup segenap permuseuman Indonesia mulai aspirasi mewujudkan Undang-Undang Permuseuman, pembentukan badan museum, pembentukan lembaga sertifikasi dan akreditasi, penganggaran yang lebih komprehensif, peningkatan dan pengaturan SDM yang lebih terkelola baik serta berjenjang.

Ada Museum Holokos di Minahasa, Apa Tujuannya?

"Kemudian, ada kelembagaan museum yang lebih strategis, serta menghadirkan kembali gerakan nasional cinta museum. Momentum hari museum hari ini harus diperhatikan," jelas Putu.

Persoalan anggaran menjadi perhatian Putu karena museum di Indonesia memiliki peran dalam menggaungkan nilai-nilai luhur peradaban dan kebudayaan. Selama anggaran untuk pengelolaan tak maksimal maka sulit untuk memanfaatkan museum sebagai tempat inspirasi, rekreasi, sekaligus tempat edukasi bagi semua pihak.

MUI Sebut Museum Holocaust di Minahasa Langgar Konstitusi

"Harus ada upaya menggerakan dan menumbuhkan minat masyarakat untuk mengenal, memahami, mencintai, dan selanjutnya memanfaatkan museum. Jadi, bukan hanya penulusuran melalui internet ataupun dunia maya," jelas Putu yang juga Anggota Komisi X DPR tersebut.

Museum DPR

Museum DPR RI. Foto: VIVA.co.id/Istimewa

Sorotan Museum DPR

Putu juga menyoroti keberadaan Museum DPR RI yang berada di Gedung K2 Nusantara, komplek parlemen, Senayan. Menurut Putu, museum DPR RI merupakan museum bidang politik yang memperlihatkan perjalanan sebuah bangsa yang tak bisa dilepaskan peran rakyat Indonesia dalam menentukan pemimpinnya dan perwakilannya.

"Museum ini memperlihatkan peran, tugas dan fungsi DPR dan MPR yang mulia sejak awal berdirinya, perannya sangat besar," kata Putu.

Meski berada di gedung K2, komplek parlemen tak menjadi jaminan museum DPR memiliki koleksi yang lengkap dan komprehensif. Ia melihat museum DPR perlu peningkatan dan konsep yang lebih komprehensif dalam mengelola dan menampilkan sejarah perjalanan DPR. Pasalnya, kemudahan pengunjung dalam menikmati koleksi Museum DPR belum bisa.

"Ke depan saya berharap Museum DPR mempunyai ruang yang lebih luas dan representatif serta posisinya strategis guna memudahkan para pengunjung untuk menikmati koleksi dan narasinya, seperti museum kepresidenan di Istana bogor," jelasnya.

Ia berharap ada terobosan yang bisa dilakukan seperti membuat patung pimpinan DPR dari pertama hingga sekarang. Selanjutnya, menurut Putu, bisa juga menyertakan digitalisasi foto-foto perkembangan DPR RI.

"Ini dilakukan agar masyarakat lebih mendapatkan informasi secara menyeluruh dan mengetahui secara lengkap," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya