- Google Maps
VIVA.co.id – Keinginan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi bisa melihat kondisi aktivitas vulkanik di dalam kawah Gunung Agung, gagal tercapai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana membatalkan misi pesawat tanpa awak alias drone untuk melakukan perekaman visual di dalam kawah
Menurut Direktur Bantuan Darurat BNPB, Eko Budiman, ada beberapa kendala yang memaksa BNPB tak bisa melanjutkan misi perekaman kondisi kawah. Seperti terjadi gangguan pada kamera drone saat terbang dalam ketinggian maksimal, diketahui ketinggian Gunung Agung mencapai 3.142 mdpl.
Kendala lainnya, drone yang disiapkan BNPB mengalami kecelakaan, menabrak jembatan selepas lepas landas.
"Tidak (gunakan drone lagi). Artinya kita berkesimpulan itu kurang atau tidak bisa. Rasanya tidak (akan menggunakan drone lagi)," kata Eko Budiman kepada VIVA.co.id di Posko Utama Tanggap Darurat di Dermaga Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin 16 Oktober 2017.
Menurut Eko, drone tidak bisa dipaksa terbang dalam kondisi cuaca tak mendukung, terutama karena kerapatan udara di sekitar Gunung Agung sangat rendah.
"Kalau mau dipaksakan tidak bisa juga. Drone itu terbang di atas gunung tidak mampu," kata Eko.
Selain itu, kamera visual yang digunakan juga tak akan berfungsi dengan baik lantaran Gunung Agung seringkali tertutup kabut.
"Drone ini menggunakan kamera visual. Kalau tertutup kabut kita tidak bisa lihat apa-apa juga, tinggal kabutnya doang yang dilihat. Maksudnya, kalau dia menggunakan kamera thermal infrared atau apa mungkin. Tapi kemarin sudah dicoba berkali-kali tidak bisa," katanya.
PVMBG membutuhkan gambaran visual di kawah Gunung Agung untuk mengamati apa yang sudah terjadi pada kawah gunung. Data visual di dalam sangat penting untuk dijadikan data analisa bagi PVMBG.
