Penembak Brimob di Papua Diduga Anti Freeport

Polisi melakukan pengamanan di Papua
Sumber :
  • Banjir Ambarita (Papua)

VIVA – Kepolisian menduga pelaku penembakan terhadap lima anggota Brimob di mobil patroli PT Freeport Indonesia, Sabtu, 21 Oktober 2017, sebagai kelompok massa yang menolak keberadaan tambang emas raksasa tersebut.

Beroperasi Juni 2024, Smelter Freeport di Gresik Bakal Diresmikan Jokowi?

"Mereka kan memang anti Freeport," kata Kepala Sub Direktorat Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Papua Ajun Komisaris Besar Suryadi Diaz.

Sementara itu, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengaku belum bisa menganalisis kelompok penyerang. Pihaknya masih mendalami siapa dalang dan motif dari penembakan yang akhirnya menewaskan seorang personel Brimob tersebut.

Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen

"Kita belum bisa menduga-duga. Belum ada yang ditangkap," ujarnya di Bandung, Senin, 23 Oktober 2017.

Meski begitu, ia mengaku prihatin dengan kejadian penembakan tersebut. "Kita prihatin, namun memang itu panggilan tugas," ujarnya.

Freeport Indonesia Setor Rp 3,35 Triliun Bagian Daerah dari Keuntungan Bersih 2023

Penembakan terhadap dua mobil patroli polisi di PT Freeport Indonesia terjadi Sabtu, 21 Oktober 2017, sekira pukul 08.05 waktu setempat.

Aksi brutal ini terjadi di area Mile 67 dalam perjalanan menuju Tembagapura. Lima personel Brimob pun terluka akibat letupan peluru yang ditembakkan ke mobil.

Masing-masing personel yakni, Ipda Giay, Bripda Hence, Bripda Mario dan Aipda Mustari. Sementara seorang lainnya bernama Briptu Berri Permana meninggal dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya