- VIVA.co.id/ Muhammad Yasir.
VIVA – Kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hingga sekarang masih belum jelas. Polisi belum bisa mengungkap pelaku penyerangan.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad khawatir bila kasus ini tak segera diungkap maka akan mengancam bagian KPK seperti pimpinan lainnya.
"Kalau kita tidak berhasil mengungkap kasus Novel seperti kasus yang lalu-lalu, maka saya khawatir kasus ini akan berulang kepada pegawai KPK yang ada atau bahkan pimpinan KPK. Bahkan bisa berimbas kepada aktivis anti korupsi," kata Mantan Ketua KPK, Abraham Samad di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Samad mengatakan, kasus Novel yang sulit diungkap karena mengacu teror kejadian sebelumnya kepada aktivis korupsi Indonesian Corruption Watch (ICW) Tama Satria Langkun.
"Itu juga enggak pernah diungkap, akhirnya apa, karena kasus-kasus sebelumnya tidak pernah diungkap maka terjadi berulang, yang kena Novel," ujarnya.
Maka, ia menegaskan kembali perlunya pembentukan tim gabungan pencari fakta (TPGF) antara penyidik kepolisian dengan penyidik lembaga antirasuah.
"Tim pencari fakta kalau menurut saya sangat dibutuhkan, kenapa dibutuhkan karena tim pencari fakta inilah yag bisa membantu pihak aparat penegak hukum kepolisian untuk bisa mengungkap kasus ini," tuturnya.
Menurut dia, peran TPGF ini harus bisa bisa mensupport data yang dimiliki kepolisian. "Jadi mereka bisa melakukan kolaborasi dalam hal investigasi," ujarnya.