- VIVA/Bobby Andalan
VIVA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menganggap letusan Gunung Agung pada Selasa lalu belum menampakkan tanda-tanda gawat. Lembaga itu pun belum perlu meningkatkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas.
Gunung di Kabupaten Karangasem, Bali, itu meletus pada Selasa sore waktu setempat, 21 November 2017. Letusan bertipe freatik yang ditandai dengan asap kelabu membumbung setinggi 700 meter. Gunung itu juga menyemburkan abu vulkanik yang dirasakan warga sekitar.
Meski demikian, PVMBG masih menetapkan status itu pada posisi siaga atau level III. "Rencana kenaikan status saat ini belum ada," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVBMG, I Gede Suantika, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung pada Kamis, 23 November 2017.
PVMBG tetap memonitor detik per detik aktivitas vulkanik Gunung Agung, yang tingkat kegawatannya naik-turun sejak akhir September lalu. "Kalau ada letusan besar, kita pertimbangkan evaluasi statusnya," kata Suantika.
Berdasarkan hasil pemantauan menggunakan pesawat tanpa awak, posisi magma masih di kedalaman yang cukup jauh, sama dengan pusat gempa pada Selasa lalu, yakni 4-5 kilometer.
Gunung Agung masih siaga atau berada di level III. Pada 29 Oktober, PVMBG menurunkan status Gunung Agung dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga. Status awas ditetapkan pada 22 September, setelah aktivitas vulkanik gunung meningkat signifikan. (ase)
Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA
Sosok mayat ditemukan di puncak Gunung Agung pada Selasa, 12 Maret 2024. siang. Saat ditemukan posisi mayat berada di ketinggian 2833 Mdpl di Puncak Gunung Agung Bali
