Bahaya Abu Vulkanik Bila Masuk ke Pesawat Terbang

Petugas Kementerian Perhubungan memeriksa mesin suatu pesawat terbang beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali sejak Senin pagi tadi ditutup karena Gunung Agung mulai embuskan abu vulkanik setelah meletus. Bagi otoritas bandara, abu vulkanik itu membahayakan keselamatan penerbangan. Apa bahaya abu atau debu tersebut bagi pesawat terbang?. 

Sopir Bus Dianjurkan Tak Berkendara Lebih dari 4 Jam saat Antar Pemudik

Dilansir dari akun Twitter resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dari Kementerian Perhubungan (@djpu151), Senin 27 November 2017, pada awalnya, ketika masuk ke pesawat, debu akan merusak sistem pengukur kecepatan (plugs tubes). 

Kemudian debu yang memiliki kontur tajam tersebut juga akan menggores kaca kokpit pesawat yang bisa melaju di atas 500 mil per jam. Hal tersebut jelas akan mengganggu pandangan pilot. 

Begini Cara Memilih Angkutan Bus yang Laik Jalan

Selanjutnya, debu tersebut akan tersedot ke dalam mesin pesawat dan mengakibatkan bilah turbin meleleh karena suhu panas mesin. Hal tersebut bakal merusak fungsi baling-baling pesawat turboprop dan mengganggu komponen vital lainnya. 

Debu itu pun akan membeku melapisi sensor suhu bahan bakar pesawat. Bahan bakar pun akan lebih boros dan suhun mesin meningkat. Dalam posisi ini kemungkinan mesin mati sangat besar. 

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Bandara Kertajati Angkut 1.900 Orang per Hari

Pada kondisi ini, bandara yang ruang udara ditutupi debu vulkanik harus ditutup. Jika tidak. Hal ini jelas dapat mengancam keselamatan para awak pesawat yang akan melakukan pendaratan. (ren)

[dok. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub]

Kemenhub Tambah Kapal di Rute Panjang-Ciwandan Demi Urai Arus Balik Mudik, Catat Jadwalnya!

Langkah itu untuk membantu mengurai kepadatan lalu lintas pada arus balik mudik Lebaran 2024 di ruas penyeberangan Bakaheuni-Merak.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024