Hewan Mati Bergelimpangan di Zona Merah Gunung Agung

Seekor hewan peliharaan milik warga yang ditemukan mati di zona merah Gunung Agung Bali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Facebook @baliruss

VIVA – Sejumlah hewan yang berada di kawasan terdampak erupsi Gunung Agung dilaporkan mengalami kematian. Dugaan sementara, hewan-hewan ini tercekat paparan abu vulkanik yang mengandung racun dan lainnya karena kelaparan.

TNI AL Kirim Kapal Perang Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Mengutip dari laporan lembaga perlindungan satwa Bali, Bali Rumah Singgah Satwa--Bali RuSS--sejak Gunung Agung ditetapkan dengan status Awas pada akhir September 2017.

Proses evakuasi warga dan hewan ternak pun berjalan. Namun demikian, kebanyakan hewan peliharaan terutama anjing dan kucing tertinggal.

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

"Hewan-hewan ini tak biasa mencari makan sendiri. Karena ditinggalkan lama, mereka kelaparan," tulis Bali RuSS seperti dikutip di laman mereka.

Relawan menguburkan hewan yang mati di zona merah Gunung Agung

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

FOTO: Relawan menguburkan hewan-hewan yang mati di kawasan zona merah Gunung Agung Bali/Facebook @baliruss

Karena itu, sejumlah relawan mencoba melakukan pemeriksaan ke sejumlah daerah yang masuk dalam kategori zona merah Gunung Agung. Dan hasilnya mengejutkan, hewan-hewan peliharaan itu bergelimpangan dalam kondisi mengenaskan.

Mengutip dalam laman resmi Facebook Bali RuSS, @baliruss, yang diunggah pada 1 Desember 2017, kesaksian para relawan menemukan di desa yang masuk dalam zona merah aroma belerang sangat menyengat.

Ditambah lagi bau bangkai yang mencekat hidung. "Sakit, benar" sakit ketika saya harus memilih mana saja hewan yg diutamakan untuk dievakuasi," tulis laman Facebook ini dikutip Senin, 4 Desember 2017.

Relawan mengevakuasi hewan-hewan yang masih hidup di zona merah Gunung Agung

FOTO: Relawan mengevakuasi hewan-hewan yang masih hidup di zona merah Gunung Agung Bali/Facebook@baliruss

Tak dirinci berapa banyak total hewan mati yang telah dikuburkan oleh para relawan. Namun dipastikan memang masih ada sejumlah hewan peliharaan yang masih bertahan di desa-desa yang kini ditinggalkan pemiliknya.

Di linimassa Facebook, aksi para relawan ini menuai pujian dari pengguna jejaring sosial. Mereka menaruh simpati dan empati untuk mereka yang rela bertugas mengevakuasi hewan peliharaan yang masih hidup dan menguburkan yang telah mati.

"Kalian adalah pahlawan sejati," tulis salah satu pengguna Facebook.

Relawan mengevakuasi hewan-hewan yang masih hidup di zona merah Gunung Agung

FOTO: Relawan membawa hewan yang masih hidup dari kawasan zona merah Gunung Agung Bali/Facebook @baliruss

Gunung Agung sebelumnya telah dinyatakan dengan status Awas pada 29 November 2017. Ribuan kubik abu vulkanik berterbangan dari dalam kawah.

Begitupun dengan muntahan lahar dingin telah mengalir ke sejumlah wilayah. Akibat aktivitas erupsi ini, ribuan orang mengungsi dan sejumlah aktivitas perekonomian terhenti.

Sejauh ini, dari analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kondisi kawah Gunung Agung setidaknya telah terisi lava hingga 2/3 kedalaman kawah.

Erupsi Gunung Agung

Aktivitas kegempaan pun dilaporkan mulai kembali mengalami peningkatan. Sehingga erupsi eksplosif Gunung Agung masih sangat berpeluang. "Cenderung naik dalam tiga hari terakhir," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana, Senin, 4 Desember 2017.

Atas itu, terkait status Gunung Agung cenderung masih belum bisa diputuskan. "Kita belum bisa menyimpulkan. Kita harus punya sampel yang lebih panjang, yang lebih jelas. Kita tunggu dulu sampai jelas trend-nya mengarah ke satu skenario tertentu," kata Devy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya