Heboh Ustazah Nani, NU Kritik TV Pengundang Tak Selektif

Foto tangkapan layar televisi tentang seorang penceramah wanita bernama Nani Handayani yang keliru fatal menuliskan ayat Alquran dan kemudian heboh di media sosial.
Sumber :
  • Facebook

VIVA – Warganet tengah heboh dengan ceramah penceramah perempuan, Nani Handayani, yang menuliskan ayat Alquran secara salah fatal saat mengisi acara di sebuah televisi swasta nasional. Televisi yang menayangkan program itu juga dikritik habis-habisan karena dianggap tidak selektif mengundang narasumber.

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

"Ada dua hal yang seringkali tidak sinkron, satu soal dakwah dan satunya soal show," kata Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Akhmad Muzakki, saat dihubungi VIVA pada Selasa, 5 Desember 2017.

Dia mengaku mengikuti kehebohan di media sosial soal foto Nani Handayani menulis ayat Alquran yang salah itu. Guru besar Bidang Sosiologi Pendidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan, ketika program dakwah masuk di televisi, hal yang ditampilkan bukan sekadar isi ceramahnya, tapi juga penampilannya.

Mengenal Gus Iqdam, Pendakwah Muda dengan Gaya Lucu dan Energik Jadi Idola Milenial

"Di sinilah masalahnya ketika mereka yang masuk ke dunia dakwah digital, televisi dan lainnya, tetapi tidak diimbangi kemampuan memadai, yang mendominasi show-nya," ujar Zakki.

Akhirnya, kata Zakki, muncul fenomena dakwah-dakwah di media sosial dan televisi yang tidak mendalam dari sisi substansi. "Belajar dari kasus yang heboh itu, maka televisi tidak boleh menyajikan dakwah yang hanya mengemukakan show-nya saja," ujarnya.

Dedie Rachim Kabarkan Idul Fitri Tingkat Kota Bogor Digelar Bersamaan 10 April

Perusahaan media televisi, kata Zakki, seharusnya memiliki tim seleksi untuk mencari siapa-siapa pendakwah yang secara keilmuan mumpuni, di luar soal sang penceramah disukai oleh masyarakat. "Kalau wartawan kan ada uji kompetensi wartawan, pekerja media kan juga bisa, misalnya, membuat uji kompetensi dai-daiyah bekerja sama dengan lembaga terkait, misalnya perguruan tinggi," katanya.

Hal sama disampaikan Ketua Lajnah Ta'lif wan Nasyr NU Jatim, Najib AR. "Kualifikasi seorang ustazah-ustazah di media, terutama televisi, itu harus betul-betul diseleksi, bukan sekadar popularitas," kata pemuka Pesantren Salafiyah di Pasuruan, Jawa Timur, itu.

Heboh Nani Handayani saat ceramah di sebuah televisi terjadi sejak Selasa pagi di media sosial seperti Facebook. Dalam tangkapan foto yang tersebar, dia menulis ayat Alquran 'innash solaata tanhaa 'anil fahsaa'i wal munkar' tertulis salah fatal. Banyak huruf dan harakat yang salah. Bahkan, pada kata 'fahsya' terdapat pengurangan dua huruf, yakni 'alif' dan 'hamzah'.

Nani mengakui kesalahannya begitu ramai jadi perbincangan di media sosial. Dia mengunggah video permintaan maaf melalui akun Twitter-nya, @handayani_nani. "Mohon ampun kepada Allah dan mohon ampun kepada semua umat Islam, semoga ini tidak akan terulang lagi, dan saya akan banyak belajar lagi, dan berhati-hati dalam berdakwah," katanya. Baca: Heboh Ustazah Tampil di TV Nulis Ayat Alquran Salah Fatal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya