NU Sebut Sikap Trump atas Yerusalem Rusak Perdamaian

Seorang perempuan warga Palestina berdoa dengan latar Kubah Shakrah atau Dome of the Rock di Yerusalem.
Sumber :
  • REUTERS/Ammar Awad

VIVA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menilai sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel merupakan suatu tindakan yang akan mengacaukan dan merusak perdamaian dunia. Sikap tersebut akan membuat situasi dunia menjadi semakin panas dan mengarah pada konflik yang tak berkesudahan.

Terungkap, Ibu Kota yang di Klaim Zionis Israel Pernah Dilanda Gempa Dahsyat

"PBNU mengecam keras tindakan pengakuan sepihak tersebut. Yerusalem bukanlah Ibu Kota Israel melainkan Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina yang telah kami akui kedaulatannya," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis 7 Desember 2017. 

Menurutnya, Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB atas Yerusalem No. 252 tanggal 21 Mei 1968 hingga Resolusi DK PBB No. 2334 tanggal 23 Desember 2016 menegaskan bahwa DK tidak akan mengakui perubahan apa pun atas garis batas yang ditetapkan sebelum perang 1967.

Australia Batalkan Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Demikian halnya, Resolusi Majelis Umum PBB No. 2253 tanggal 4 Juli 1967 hingga Resolusi No. 71 tanggal 23 Desember 2016 yang pada pokoknya menegaskan perlindungan Yerusalem terhadap okupasi Israel. 

Melalui Resolusi No. 150 tanggal 27 November 1996, Unesco menyebut “Kota Tua Yerusalem” sebagai warisan dunia yang terancam punah. Dan pembangunan terowongan dekat Masjid Al Aqsa oleh Israel sebagai tindakan yang menyerang sentimen keagamaan di dunia. 

PBNU Diminta Perbolehkan KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI

"Melihat dan mengamati dengan saksama dinamika perpolitikan internasional terutama sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, hal ini berpotensi meluasnya pelanggaran terhadap Prinsip Hukum Humaniter sebagaimana diatur dalam Protokol Tambahan I Tahun 1977 Pasal 53 menentukan perlindungan bagi objek-objek budaya dan tempat pemujaan," ujarnya. 

PBNU pun mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut serta dan proaktif dalam membantu problem yang terjadi di Palestina. "Pemerintah Indonesia memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi penengah yang bisa memediasi dinamika politik yang sedang terjadi," ujarnya. 

NU juga menyerukan kepada umat muslim dunia menyampaikan keprihatinannya dan bersama-sama berdoa serta bermunajat kepada Allah SWT, semoga rakyat di Palestina diberikan kekuatan dan ketabahan, semoga tercipta perdamaian di Palestina.

Secara khusus kepada warga NU juga diimbau untuk membaca doa qunut nazilah, memohon pertolongan dan perlindungan pada Allah SWT, agar Palestina khususnya dan juga dunia dapat tercipta situasi yang damai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya