Minta Maaf Soal Ustaz Somad, Laskar Bali Beberkan Kronologi

Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya meminta maaf kepada umat Muslim
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bobby Andalan

VIVA – Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya meminta maaf kepada umat Islam di Indonesia atas insiden pengadangan Ustaz Abdul Somad, di Denpasar, Bali, Jumat, 8 Desember 2017.

Terpopuler: Tips Padu Padan Shimmer Dress, hingga Waspadai Infeksi Saluran Kemih Mengintai Wanita

Menurut dia, Laskar Bali terjebak dalam situasi tersebut. Dia lantas menceritakan awal mula peristiwa itu terjadi. Pada 7 Desember 2017, pukul 19.00 Wita, beberapa perwakilan ormas yang tergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB) datang ke rumahnya. Mereka meminta ketegasan sikap Laskar Bali atas kehadiran Ustaz Somad di Bali. 

Saat itu, Ismaya menuturkan, ia belum bisa memberikan sikap karena tak tahu betul sepak terjang ustaz lulusan Mesir dan Maroko tersebut. Beberapa dari perwakilan ormas itu kemudian menyodorkan sejumlah gambar kepadanya, kaitan Ustaz Somad dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan oleh pemerintah. 

Kesalahan Ini Banyak Dilakukan Orang saat Lebaran, UAS: Ditusukkan Paku ke Kepala Kamu Lebih Baik

Dari situ, Ismaya memutuskan agar Laskar Bali turun ke jalan menyikapi kehadiran Ustaz Somad di Bali. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar.

Pada kesempatan itu, Ismaya meminta agar Ustaz Somad dihadirkan di Renon untuk melakukan prosesi ikrar kebangsaan. “Kami tidak tergabung dalam KRB. Yang kami tahu Ustaz Somad akan dibawa ke rumah Ngurah Harta untuk melakukan ikrar kebangsaan," ujarnya. 

Sudah Bertaubat Apakah Dosa Masa Lalu Tetap Dihisab? Ini Penjelasan UAS

Pihaknya meminta agar ikrar dilakukan di Renon lantaran jalan di rumah Ngurah Harta sempit. "Kalau terjadi sesuatu bagaimana cara mengevakuasi Ustaz Somad. Keselamatan beliau juga kami pikirkan,” ujarnya.

Pada 8 Desember 2017, pukul 11.00 Wita, Ismaya dihubungi oleh perwakilan dari Polda Bali. Dalam percakapan itu ditegaskan jika Ustaz Somad bukan seperti yang dituduhkan, yakni anti-kebhinekaan dan anti-NKRI. Mengetahui demikian, Ismaya menarik pasukannya untuk membubarkan diri.

Pada pukul 02.00 Wita di hari yang sama, Ismaya mengaku kembali dihubungi oleh perwakilan dari ormas yang tergabung dalam KRB dan menyampaikan jika Ustaz Somad sudah tiba di Bali dan menginap di Hotel Aston Denpasar. Ormas KRB  saat itu telah menggelar aksi unjuk rasa di depan Hotel Aston Denpasar. 

Tak lama kemudian, perwakilan dari Polda Bali juga menghubunginya dan menanyakan apakah akan datang ke Aston Denpasar untuk ikut bergabung dengan pengunjuk rasa. “Kepada perwakilan dari ormas itu saya sampaikan bahwa beliau (Ustaz Somad) NKRI. Kepada perwakilan Polda yang menanyakan apakah kami akan datang ke Aston, saya katakan tegas tidak ke sana. Ustaz Somad NKRI, untuk apalagi saya datang ke sana,” ujarnya.

Sekitar pukul 17.00 Wita, ia dihubungi kembali oleh perwakilan dari ormas yang berdemonstrasi di depan Hotel Aston. Ismaya dilaporkan jika Ustaz Somad menolak mencium bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. “Saya langsung berfikir, kalau begitu berarti Ustaz Somad tidak NKRI. Saya putuskan datang ke Aston untuk mengonfirmasi langsung ke Ustaz Somad,” ujarnya.

Sesampainya di Hotel Aston, Ismaya mengakui langsung merangsek masuk ke dalam hotel meski ada penjagaan ketat Kepolisian. Ia lantas ikut duduk di dalam ruang pertemuan. 

Saat itu, telah ada Kapolresta Denpasar dan Komandan Kodim Badung, perwakilan PWNU dan organisasi yang tergabung dalam KRB serta panitia penyelenggara. Ustaz Somad lalu dihadirkan. Kapolresta Denpasar menjelaskan jika Ustaz Somad bukan ulama seperti yang dituduhkan. 

“Saya sampaikan waktu itu mohon maaf kepada Ustaz Somad. Kami tidak tahu kalau ustaz NKRI. Kami siap mendukung dan menjaga Pak Ustaz,” ujar Ismaya. 

Ismaya juga menampik membawa senjata saat kejadian itu. “Saya juga klarifikasi saya tidak ada bawa senjata. Itu tongkat komando saya," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya