VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melaporkan dua orang meninggal dunia akibat terdampak gempa bumi yang mengguncang selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat tengah malam, 15 Desember 2017.
BNPB juga mendata tujuh orang terluka, 43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik rusak akibat gempa berkekuatan 6,9 skala richter itu.
Korban meninggal dunia diketahui dua wanita bernama Dede Lutfi (62 tahun) dan Aminah (80 tahun), masing-masing warga Kabupaten Ciamis di Jawa Barat dan Kota Pekalongan di Jawa Tengah. Kedua korban meninggal dunia setelah tertimpa tembok yang roboh akibat gempa.
Berdasarkan data yang dirilis BNPB pada Sabtu pagi, daerah terdampak gempa yang merusak terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Kota Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara. Daerah yang terdampak guncangan keras dan merusak adalah di Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, dan Ciamis di Jawa Barat.
Beberapa rumah sakit mengalami kerusakan sehingga pasien dievakuasi ke luar rumah sakit. Bangunan RSUD Banyumas mengalami kerusakan plafon ambrol, tembok retak, kebocoran instalasi pipa gas oksigen dan lain-lain. Tujuh puluh pasien dari ruang rawat inap ditampung di tenda BPBD Banyumas dan sebagian dilayani di Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat Gombong.
“Sebagian besar masyarakat yang evakuasi saat adanya peringatan dini tsunami sudah kembali ke rumahnya. Tidak ada tsunami yang terjadi di sepanjang pesisir selatan Jawa,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB.
BNPB mengingatkan masyarakat tetap tenang. Ilmu pengetahuan dan teknologi belum dapat memprediksi gempa secara pasti. Maka selalu tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Gempa bumi dapat terjadi setiap saat di daerah-daerah yang rawan gempa. Saat terjadi gempa segera ke luar dari rumah dan bangunan, dan berlindung di tempat yang aman.