MUI Minta Amerika Serikat Dibekukan dari PBB

Massa Aksi Bela Palestina di depan Kedubes AS Jakarta.
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Respons keras seluruh elemen muslim di Indonesia terkait dengan pengakuan Amerika Serikat yang menyatakan Yerusalem Ibu Kota Israel terus digaungkan. Kali ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama sejumlah ormas Islam meminta AS dibekukan dari Persatuan Bangsa Bangsa. 

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI KH. Muhyiddin Junaidi, bersama perwakilan ormas Islam datang ke Kedubes Amerika Serikat untuk menyampaikan petisi tersebut..

"Jadi kami tadi 10 orang perwakilan dari MUI dengan ormas Islam diterima oleh kuasa usaha dari Kedutaan Besar Amerika Serikat yaitu ibu Erin McKee. Nah, kebetulan bapak duta besarnya kan sudah tidak ada lagi, dalam proses pergantian duta besar yang lama dengan duta besar yang baru," ujarnya di Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Tujuan utama pertemuan tersebut sebagai usaha menyampaikan petisi yang sudah dibuat secara rinci soal penolakan Indonesia terhadap pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. 

"Beliau berjanji untuk menyampaikan aspirasi yang sudah kami sampaikan ke pusat. Artinya ke New York, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di New York dan sekaligus nanti akan disampaikan kepada Presiden Donald Trump," tuturnya.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Menurutnya ada tiga opsi jika petisinya tidak didengar oleh Trump. Pertama, Majelis PBB mengadakan sidang darurat, kemudian menuntut agar keanggotaan AS dibekukan dari PBB. Kemudian langkah berikutnya, kantor PBB itu di pindah jangan di Amerika, lebih baik di negara lain.

DPR pun diminta untuk membentuk pansus khusus yang menangani masalah investasi, bisnis dan berbagai hal lainnya soal Amerika Serikat. 

"Kita meninjau ulang kontrak-kontrak internasional itu. Yang ketiga baru kita minta agar dilakukan pemboikotan secara masif bagi produk-produk Amerika dan Israel. Nah itu yang kita inginkan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya