Tiga Kali Ikut Pilpres, Wiranto Tak Mau Disebut Wajah Lama

Deklarasi Capres-Cawapres Partai Hanura
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Calon Presiden Partai Hanura Wiranto mengakui sudah dua kali gagal dalam ajang pemilihan presiden (pilpres). Dan, akan ikut lagi di pilpres 2014. Tapi, dia tak mau disebut wajah lama.

Wiranto beralasan, dia belum pernah duduk di kursi presiden ataupun wakil presiden. "Jadi kalau urusan jadi capres dan cawapres itu, saya orang baru," kata Wiranto di Gedung DPR, Rabu 2 Oktober 2013.

Meski sudah dua kali gagal, Wiranto tak kapok ikut pilpres. Menggandeng pengusaha Hary Tanoesudibjo, Wiranto akan menjadi capres di Pemilu 2014. Menanggapi kegagalannya di Pilpres 2004 dan 2009, Wiranto menilai banyak faktor yang menyebabkan kegagalan. "Tapi belum tentu orang itu hancur," imbuhnya.

Dia lalu berkaca pada pengalaman salah satu Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln.  "Dia 6 kali calonkan diri jadi presiden. Baru setelah ke 6 ini dia jadi presiden yang paling baik," kata Wiranto.

Dia pun menilai, capres harus punya latar belakang pendidikan yang baik. "Camat saja harus S1, masak presiden lulusan SMA?" kata Wiranto.

Masalah pendidikan akhir calon presiden ini, kata Wiranto, adalah hal yang rasional. Sebab, calon presiden akan membawa 240 juta rakyat Indonesia dan memiliki tanggung jawab yang besar.

Capres, imbuhnya, harus bisa memahami fenomena global dan kemudian mengambil peluang dan solusi dari sana. Untuk itu butuh pengetahuan.

Kelemahan Indonesia

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan

Dalam seminar nasional empat pilar kebangsaan di Gedung MPR, Wiranto sempat memaparkan kelemahan-kelemahan bangsa sehingga Indonesia sulit menjadi bangsa yang maju. "Penyakit" itu, kata dia, sudah mendarah daging dan turun temurun.

Penyakit yang dimaksud Wiranto adalah mengharamkan era lama. "Misalnya orde baru, bilang orde lama nggak benar semua. Reformasi, mengharamkan orde baru," kata Wiranto.

Dia menilai, pandangan ini harus dikoreksi agar Indonesia menjadi bangsa yang maju. Menurut Wiranto, perjalanan bangsa memang tidak bisa dipenggal-penggal dan dipisahkan antara era satu dan lainnya.

"Setiap orde pasti ada yang baik, ada buruknya. Orde lama semangat luar biasa memerdekakan Indonesia, orangnya pintar-pintar. Orde baru juga begitu, kalau ada yang tidak bagus kita betulin, bukan diharamkan," ujar dia.

Seharusnya, kata Wiranto, kita bisa meniru Jepang dan China yang dalam membangun bangsa memiliki konsep "amati, tiru, dan modifikasi". Mereka, kata dia, tanpa malu-malu mencontoh konsep bangsa lain, kemudia meniru dan memodifikasinya.

"Kita kok enggak, ada peninggalan lama kita haramkan. Sebenarnya, kita harus jujur sebagai suatu bangsa bahwa ada kesinambungan dalam kehidupan berbangsa," ujar dia. (sj)

Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta
Ayah dari King Nassar, Ahmad Hasan Sungkar

Innalillahi, King Nassar Berduka Ayahanda Meninggal Dunia

Kabar duka datang dari pedangdut Nassar Sungkar atau King Nassar. Ayahanda Nassar, Ahmad Hasan Sungkar meninggal dunia pada hari ini, Jumat, 29 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024