Ada Hasil Survei Soal Golkar yang Mengganggu Akbar Tandjung

Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie di lokasi Munas Golkar 2014.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung, berharap, ketua umum Partai Golkar yang baru bukanlah sosok yang tercela.

Munas Golkar Diharapkan Jangan Terjebak soal Perebutan Ketum

Menurutnya, ketua umum yang terpilih dalam Munaslub yang akan diselenggarakan di Bali, 15-17 Mei 2016 mendatang, memiliki prestasi dan punya komitmen membangun Golkar.

"Kualifikasi PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) harus tegas. Tantangan Golkar ke depan sangat berat," kata Akbar dalam konferensi pers di kediamannya, di kawasan Kebayoran, Jakarta, Kamis 5 Mei 2016.

Nusron Wahid Sebut Sudah Muncul 4 Caketum, Munas Tak Akan Aklamasi

Akbar mengungkapkan, ada hasil survei mengenai Golkar baru yang mengganggu dirinya. Hasil survei terbaru menyebutkan, jika Pemilu dilakukan saat ini, maka posisi Golkar berada di peringkat kelima, dengan perolehan suara sekitar tujuh persen.

Menurut mantan Ketua DPR RI itu, dengan hasil survei tersebut, posisi partai Golkar bukan lagi sebagai partai besar, tetapi partai papan tengah ke bawah.

Aziz Syamsudin: Munas Kalau Enggak Kompetisi Ya Musyawarah Mufakat

Untuk memperbaiki itu, dibutuhkan ketua umum yang siap bersusah payah mengangkat partai Golkar kembali.

Selain itu, menurut Akbar, dalam kondisi seperti itu, perlu figur ketua umum yang kuat dan memiliki visi serta misi membangun Golkar.

"Ketua umum yang baru harus fokus dan all out membangun dan membesarkan partai rakyat. Karena, kalau masih rangkap jabatan, tentu kerjanya untuk partai terganggu," jelasnya.

Atas dasar itu, ia meminta para pemilik suara dalam Munaslub benar-benar memikirkan hal tersebut, dan tidak asal memilih ketua umum.

"Hanya dengan cara itu, saya yakini bisa ada perbaikan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya