Konsolidasi Aksi 2 Desember, Adik Megawati Sebut Ahok Fasis

Rachmawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • ANTARA /M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Rachmawati Soekarnoputri prakarsai forum konsolidasi tokoh nasional dengan tema Kembali ke Kiblat Bangsa yang diselenggarakan di Universitas Bung Karno dan dihadiri sejumlah tokoh.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Hadir di acara tersebut di antaranya Anggota Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) Sri Bintang Pamungkas, Musikus sekaligus calon wakil Bupati Bekasi Ahmad Dhani, Lius Sungkharisma, perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Buni Yani.

Rachmawati yang merupakan adik kandung Megawati Soekarnoputri itu mengatakan, kegiatan ini untuk mengonsolidasi kekuatan dan semangat dari berbagai tokoh politik, agama, mahasiswa dan rakyat umum untuk merapatkan barisan dengan fokus pada tiga persoalan.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

"Mengonsolidasi merapatkan barisan untuk sikapi masalah yang sedang dihadapi negara kita ini," kata Rachmawati dalam sambutannya di acara Konsolidasi Tokoh Nasional di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu, 20 November 2016.

Pertama, ingin menyikapi dugaan penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.

Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Kedua, menyikapi kekuatan dua kapitalis yang mengepung Indonesia yaitu kapitalis barat yang berada di Amerika Serikat dan kapitalis Timur yang diusung Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

"Indonesia sama persis dengan era kolonial. Kesamaan tersebut karena kita tetap tidak berdaya atas eksploitasi asing. Kita tidak dapat value added yang berarti. Hal tersebut memang sedang terjadi saat ini. Puncaknya terutama dilakukannya penistaan agama, yang mana pelakunya adalah pejabat yang fasis," ujarnya.

Menurutnya pada akhirnya yang perlu disiapkan adalah menambah kekuatan NKRI.

"NKRI harga mati. Ini adalah gerakan kembalinya Undang-Undang dasar 1945," ucapnya.

Ketiga, dia menilai saat Indonesia jauh dari landasan utama berdirinya bangsa dan negara Indonesia. Rezim Presiden Joko Widodo yang di bawah tangan Megawati Soekarnoputri diklaim telah mengobrak-abrik UUD 1945.

"Mereka mengobrak-abrik NKRI, UUD 45. NKRI ini telah dikuasai bangsa asing. Jokowi Cs sudah terbelenggu dengan kapitalis. Kesejahteraan jauh dari yang diharapkan. Kita terjebak dalam peran kapitalisme global itu," ujarnya.

Ia menyatakan fokus persoalan  ini akan disampaikan pada aksi demo akbar lanjutan yang akan dilaksanakan pada 2 Desember 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya