Komunikasi Dialogis Dinilai Lebih Efektif dari Orasi Politik

Agus Yudhoyono
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Sikap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang memilih komunikasi pidato dan absen dari debat cagub mendapat sorotan. 

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menilai, orasi politik pasangan nomor urut 1 itu di Gedung JCC Senayan, beberapa waktu lalu tidak efektif untuk menggaet dukungan warga Jakarta. 

Sebab, menurut dia, pola orasi politik hanya melibatkan satu arah komunikasi saja, dan tidak melibatkan respons dari warga Jakarta secara langsung dan alamiah. Padahal menurutnya, komunikasi dengan rakyat yang terbaik yakni komunikasi dua arah. Misalnya calon pemimpin menggelar dialog dengan warga, cara ini dinilai lebih efektif dibanding orasi politik. 

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Saya akan bicara akademis supaya tidak berpihak, yang terbaik adalah komunikasi sifatnya dialogis," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu 17 Desember 2016. 

Emrus menuturkan, orasi politik maupun pidato merupakan bentuk komunikasi yang formal, sebab umumnya berada di dalam gedung dan dan berpotensi dinamika dalam forum di ruangan tidak sealamiah komunikasi informal. Komunikasi formal dalam ruangan, kata dia, bisa jadi dinamikanya dibuat dan tak spontan.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Berbeda dengan komunikasi informal. Menurut Emrus, komunikasai informal bakal menjadi efektif untuk menjaring dukungan. Sebab calon pemimpin bisa bertemu secara spontan dengan warga untuk berdiskusi serta menampung keluhan rakyat. "Komunikasi informal jauh lebih baik dibanding komunikasi formal," tuturnya. 

Untuk itu, pengamat ini menyarankan, tiga pasangan calon pemimpin DKI Jakarta itu untuk terus menggelar komunikasi informal, diologis dan spontan. Cara komunikasi ini menjadi lebih natural dan tentunya lebih berkualitas dibanding komunikasi formal. 

Sebelumnya, pasangan Agus-Sylvi sudah berorasi atau pidato politik di JCC Senayan dan tempat lainnya. Di sisi lain, pasangan tersebut sudah beberapa kali absen dalam acara debat kandidat Gubernur DKI Jakarta yang digelar oleh stasiun televisi. Alasan pasangan tersebut absen, Agus mengatakan lebih memilih bersama warga DKI dan menunggu debat yang digelar KPUD DKI Jakarta. 

Agus menganggap, debat yang digelar stasiun televisi tidak resmi, maka dia memilih menunggu debat KPUD yang digelar Januari dan Februari 2017. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya