Media Sosial Diprediksi Jadi Senjata Utama Pilkada Jabar

Media Sosial Diprediksi Jadi Senjata Utama Pilkada Jabar
Sumber :
  • Adi suparman/VIVA.co.id/ Bandung

VIVA.co.id –  Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 diprediksi akan berjalan panas. Ini dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial (medsos) oleh masing-masing tim sukses para calon.

Diusung Jadi Cagub Jabar, Dedi Mulyadi Harus Tahu Diri

Pengamat media sosial, Hendra Hendarin, menjelaskan, dengan pemanfaatan media sosial, masing masing tim sukses akan menggencarkan kepentingan-kepentingan tertentu.

"Fenomena kemarin (Pilkada DKI Jakarta) luar biasa. Saya berani memprediksi (media sosial) akan digunakan lagi (dalam Pilgub Jabar)," kata Hendra dalam diskusi “Ancaman Toleransi Terhadap Ketahanan Bangsa” di Institut Francis Indonesia (IFI) Jalan Purnawarman Kota Bandung Jawa Barat, Selasa 25 April 2017.

Menurutnya, pemanfaatan media sosial dalam suksesi Pilgub akan membawa hasil signifikan berkaca pada Pilpres 2014 karena perang informasi dunia maya dalam pesta demokrasi tersebut tidak bisa dihindari. 

"Ketika cara ini memberikan hasil akan menjadi bahan, minimal direplikasi," katanya. 

Hendra menambahkan, fungsi media sosial dalam suksesi pemilihan kepala daerah menjadi hal utama karena berperan strategis bahkan menjadi candu.

"Artinya media sosial adalah salah satu media yang diperhitungkan. Mungkin lebih berpengaruh dengan media lainnya," katanya.

Kendati demikian, sarana tersebut tetap menjadi kekhawatiran karena pemanfaatan medsos untuk manuver politis, akan merugikan golongan lain.

"Persoalannya sekarang pemanfaatannya, saat ini berkaitan dengan kepentingan golongan, ini yang kita khawatirkan. Ketika kemanfaatan ini diambil oleh yang berkepentingan secara politis, hal ini tidak menjadi hal yang menguntungkan," lanjut dia.

Hendra mencontohkan, saat Pilkada DKI Jakarta 2017, ada penggiringan isu dan saling serang lewat media sosial ."Mereka mencoba menggiring masyarakat ke arah yang lebih dasar 'believe sistem'," ujarnya. (ren)

Kampanye PKS di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta pada 2014.

Politikus Demokrat Sindir PKS Partai Khianat Selalu

PKS dinilai berulangkali meninggalkan Demokrat.

img_title
VIVA.co.id
30 Desember 2017