- VIVA.co.id/Ichsan Suhendra
VIVA.co.id – Survei usai Pilkada DKI Jakarta dinilai tak membawa kabar baik bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kelompok yang disebut Majelis Penyelamat Partai (MPP) menilai bahwa dari berbagai survei, posisi PPP semakin merosot. Belum lagi adanya konflik antara kubu Romahurmuziy dengan Djan Faridz.
Untuk itu MPP akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 23 hingga 24 Mei 2017. Munas tersebut akan dihadiri oleh 1.000 ulama dari seluruh Indonesia.
"Kami masih berpikir, insya Allah masih bisa diselamatkan, tujuan kita 2019. Semoga dalam waktu cepat bisa diselamatkan bisa duduk bareng, musyawarah lagi. Untuk itu kita undang 1.000 ulama, dari seluruh provinsi," kata Anwar Sanusi yang merupakan anggota Majelis Tinggi PPP saat ditemui di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 11 Mei 2017.
Meskipun diakui belum bisa dipastikan mengenai kedatangan Romahurmuziy dan Djan Faridz, pihaknya di munas, akan mempertanyakan mengenai keputusan politik selama Pilkada DKI yang dinilai tidak sesuai dengan AD/ART partai.
"Ironi saat ormas berjuang memenjarakan penista agama, justu PPP mendeklarasikan mendukung penista agama, bertentangan dengan akidah. Tujuan kita ya mempersatukan kembali," kata Ketua Umum Parmusi, Usamah Hisyam.
Nantinya hasil keputusan ulama yang akan digunakan untuk mengarahkan partai. Mereka menilai mengundang ulama adalah hal paling tepat untuk menyelamatkan Partai Kabah.
"Keputusannya nanti apa kita serahkan ke forum musyawarah. Kalau (Djan Faridz dan Romahurmuziy) hadir kita minta pertanggungjawaban," kata Anwar.