Cerita Megawati Sempat Ciut di Pilkada Bali

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memgaku sangat selektif dalam menentukan pilihan sosok yang akan diusung dalan Pilkada Bali 2018. Mega mengaku sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan.

Isi Surat Megawati Minta Kader Rapat Barisan Usai Bendera PDIP Dibakar

"Saya lihat di koran, partai ini, atau gabung partai ini, mengusung si ini. Saya sudah mulai ciut. Tapi saya selalu meyakinkan diri, ketika menang bukan untuk orang itu sendiri, tapi partai dan masyarakat," kata Megawati di kantor PDIP, Menteng, Jakarta, Sabtu, 11 November 2017.

Mega mengatakan ada pesan moral yang diembannya sebagai pemimpin PDIP dalam memilih seseorang maju pada Pilkada 2018. Oleh karena itu, dia berusaha mengesampingkan penilaian subjektif.

Instruksi Megawati Kader PDIP Rapatkan Barisan Pascapembakaran Bendera

"Jangan memiliki sikap subjektif, tapi objektif. Tak ada like and dislike. Harus proses positif dan ternyata betul-betul tidak mudah (menentukan pilihan)," ujarnya.

Selain itu, dalam membawa calon yang diusung mampu memenangi pilkada, dia berkomitmen menempuh cara yang bersih dan tak menggunakan cara negatif untuk menang.

PDIP Laporkan Tujuh Akun Media Sosial yang Hina Megawati

"Saya tetap berpendirian tidak akan gunakan cara yang tidak sehat, tidak berikan cara yang tidak baik kepada masyarakat itu sendiri," ujar Mega.

Menurut dia, ada dua hal yang dikedepankan saat memilih calon. Pertama, proses menjadikan calon itu sah menjadi pemenang. Setelah itu, apakah calon itu mampu ketika diserahi tugas selama lima tahun.

"Terbayangkan tidak, jika mengusung pemimpin yang menghalalkan segala cara? Pertanyaan saya, lima tahun itu apa dia bisa tugas dengan baik?" ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya